Mereka akan merilis analisis hasil tes di situs KDCA secara teratur.
Baca juga: Shin Tae-yong Kemungkinan akan Kembali ke Korea Selatan, Timnas Indonesia U-20 Segera Dibubarkan
Sebelumnya, pemerintah kota dan provinsi telah menjalankan uji coba ini.
Hasilnya, tingkat patogen yang ditemukan dalam sampel limbah sebagian besar sejalan dengan tren infeksi di daerah itu.
Pengujian ini juga menegaskan nilai pengujian air yang dikeluarkan dari keran, toilet, dan bak mandi.
Korea Selatan telah mempertahankan respons terhadap Covid-19 yang ketat berdasarkan pengujian agresif, pelacakan kontak, dan karantina.
Tahun lalu, Korea Selatan telah melonggarkan sebagian besar kontrol virus karena lonjakan varian omicron, yang membuat strategi sebelumnya menjadi tidak relevan.
Selain masalah kesehatan, pemerintah Korea Selatan akan menghidupkan kembali sektor ekonomi di bidang jasa dan wisata.
Rencana pengujian limbah ini merupakan perpanjangan dari pelonggaran yang mentolerir penyebaran Covid-19 di antara populasi yang luas, sambil memusatkan sumber daya medis.
Direktur penelitian epidemiologi KDCA, Lee Sang-won, mengatakan pengawasan air limbah dapat membantu transisi Korea Selatan untuk memantau virus dengan lebih terjangkau.
Menurutnya, sistem pelacakan dari rumah sakit yang melaporkan semua tes positif adalah cara yang melelahkan.
"Pejabat kesehatan sedang mempertimbangkan untuk beralih ke pengawasan berbasis sampel, seperti yang dilakukan dengan influenza," katanya.
“Ketika (transisi) itu datang, kami yakin pengawasan air limbah akan berfungsi sebagai alat yang sangat efektif untuk memberikan informasi pelengkap tentang tren virus," kata Lee saat pengarahan.
“Kekuatan lainnya adalah kami dapat memantau berbagai patogen selain Covid-19,” lanjutnya.
Sementara virus corona yang menyebabkan Covid-19 kemungkinan tidak bertahan lama di air, Lee mengatakan metode pengujian genetik negara itu juga akan dapat mendeteksi fragmen virus mati.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Covid-19 di Korea Selatan