TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 1.500 pemukim Israel menyerbu komplek masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki Israel pada Senin (10/4/2023).
Mereka memaksa masuk ke kompleks masjid Al-Aqsa selama perayaan Paskah Yahudi.
1.500 pemukim Israel itu terdiri dari 21 kelompok yang dikawal oleh polisi Israel, seperti diberitakan Anadolu Agency.
Sehari sebelumnya, pada Minggu (9/4/2023), Departemen Wakaf Islam di Yerusalem mengatakan ada 912 pemukim menyerbu masjid Al-Aqsa pada hari Paskah Yahudi yang akan berlanjut hingga 12 April 2023.
Ketegangan meningkat di seluruh Palestina setelah pasukan Israel menyerbu kompleks masjid Al-Aqsa pada Selasa (4/4/2023) hingga Rabu (5/4/2023).
Baca juga: Israel Serang Lebanon dan Gaza, Targetkan Hamas Palestina setelah Bentrok di Masjid Al-Aqsa
Penyerbuan itu memicu 34 serangan roket dari Lebanon dan Gaza ke wilayah Israel pada Rabu (5/4/2023) dan Kamis (6//4/2023).
Israel menuduh Hamas Palestina dan Hizbullah di Lebanon berada di balik serangan roket itu.
Militer Israel meluncurkan serangan balasan ke Lebanon dan Gaza dengan menargetkan gudang senjata Hamas di sana, pada Jumat (7/4/2023) pagi.
Teror di Tepi Barat
Setelah penyerbuan Masjid Al-Aqsa oleh polisi Israel, sejumlah teror terjadi di Tepi Barat.
Pada Jumat (7/4/2023), dua saudara perempuan berdarah Inggris-Israel tewas akibat serangan kelompok bersenjata di Tepi Barat.
Penembakan itu terjadi hanya beberapa jam setelah Israel meluncurkan serangan balasan ke Lebanon.
Hamas dan Hizbullah memuji serangan teror itu sebagai operasi heroik, seperti diberitakan oleh Inquirer.
Baca juga: 2 Warga Israel Tewas dalam Penembakan di Pemukiman Tepi Barat, Palestina
Beberapa jam setelah penembakan itu, satu orang Italia tewas tertabrak mobil di Tel Aviv, Israel.