TRIBUNNEWS.COM - Komandan Pasukan Rusia dilaporkan menjatuhkan hukuman keras kepada para tentara dengan menempatkan mereka di dalam lubang di tanah yang disebut Zindans, menurut laporan kementerian pertahanan Inggris.
Mengutip Independent, Zindans adalah sel dadakan yang terdiri dari lubang-lubang di tanah yang ditutup dengan jaring-jaring besi.
Tentara yang mendapat hukuman seperti itu adalah tentara yang mabuk atau tentara yang mencoba mengakhiri kontrak mereka.
Di sisi lain, Rusia bersumpah akan bertindak keras setelah otoritas Polandia dilaporkan menyerbu sekolah kedutaan Rusia di Warsawa.
Saluran berita TVP Info milik pemerintah Polandia melaporkan bahwa polisi muncul di luar sekolah kedutaan Rusia di jalan Kielecka di Warsawa pada Sabtu pagi.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri Polandia mengatakan kepada Reuters bahwa gedung sekolah kedutaan adalah milik negara Polandia.
Baca juga: Soal Kebakaran Depot Bahan Bakar di Krimea, Rusia Salahkan Serangan Drone Ukraina
Kementerian luar negeri Rusia telah mengklaim bahwa pihak berwenang Polandia menyerbu ke halaman sekolah kedutaan dengan tujuan untuk merebutnya.
"Langkah kurang ajar dari Warsawa, yang melampaui kerangka hubungan antar negara yang beradab, tidak akan bertahan tanpa reaksi keras dan konsekuensi bagi otoritas Polandia dan kepentingan Polandia di Rusia," ujar Kementerian luar negeri Rusia.
Berikut update terkini situasi perang Rusia dan Ukraina lainnya.
Pasukan Rusia menderita penyakit radiasi setelah menggali parit dan memancing di Chernobyl
Pasukan Rusia yang menggali parit di hutan Chernobyl selama pendudukan mereka di daerah itu telah terserang penyakit radiasi, pihak berwenang telah mengkonfirmasi.
Warga Ukraina yang tinggal di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir yang meledak 37 tahun lalu itu, telah memperingatkan Rusia agar mereka tidak mendirikan kemah di hutan.
Pasukan Rusia itu disebut telah "memahami risikonya" tetapi memilih mengabaikannya.
Mereka dilaporkan membuat parit, memancing di saluran pendingin reaktor dan menembak hewan.
Wagner mengancam akan mundur dari Bakhmut
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-431: Serangan Drone Kyiv ke Sevastopol Krimea Picu Kebakaran
Yevgeny Prigozhin, pendiri Grup Wagner Rusia mengancam akan menarik pasukannya dari Bakhmut.
Ia mengatakan bahwa amunisi mereka hanya tersisa cukup untuk beberapa hari.
Dalam wawancara video berdurasi hampir 90 menit dengan blogger militer Rusia Semyon Pegov yang diterbitkan pada hari Sabtu, Prigozhin mengatakan:
“Jika kekurangan amunisi tidak diisi ulang, maka... kemungkinan besar, kami akan terpaksa menarik sebagian unit. ”
Prigozhin mengutip surat yang katanya dikirim ke menteri pertahanan Rusia Sergei Shoigu, memberikan tenggat waktu 28 April.
Tidak diketahui kapan wawancara itu direkam.
Prigozhin sering menyalahkan angkatan bersenjata reguler Rusia karena tidak memberikan anak buahnya amunisi yang mereka butuhkan dan kadang-kadang menuduh petinggi Rusia sebagai pengkhianat.
“Kita harus berhenti menipu penduduk dan memberi tahu mereka bahwa semuanya baik-baik saja,” katanya seperti dikutip dalam wawancara.
“Saya harus jujur mengatakan bahwa Rusia berada di ambang bencana.”
Rusia menyalahkan serangan pesawat tak berawak Ukraina atas kebakaran besar depot minyak Krimea
Pejabat Rusia mengklaim serangan pesawat tak berawak Ukraina menyebabkan kebakaran besar meletus di depot minyak di Krimea.
Mikhail Razvozhayev, gubernur Sevastopol yang dilantik Moskow, mengatakan depot minyak diserang oleh "dua drone musuh" dan empat tangki minyak telah terbakar.
Drone ketiga ditembak dari langit, dan satu lagi dinonaktifkan melalui sarana radio-elektronik.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)