Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Penobatan pertama yang diadakan Kerajaan Inggris dalam 70 tahun akan berlangsung pada Sabtu pagi waktu Inggris.
Raja Charles III dan Permaisuri Camilla akan mempersiapkan perjalanan kereta bersejarah mereka ke Westminster Abbey, London.
Meski diprediksi akan turun hujan, massa sudah mulai berkumpul di jalur prosesi.
Baca juga: Dubes Inggris di Jakarta: Raja Charles III Pernah Datang ke Indonesia saat SBY Menjabat Presiden
Akan ada operasi keamanan besar-besaran di London pusat, dan prosesi ini rencananya dihadiri 100 kepala negara.
Namun, aksi protes telah dijanjikan oleh mereka yang menentang monarki.
Layanan Coronation yang akan berlangsung hampir dua jam itu akan disaksikan langsung oleh 2.300 tamu, termasuk Duke of Sussex Pangeran Harry yang tiba dari Amerika Serikat (AS) pada Jumat dengan menggunakan penerbangan komersial.
Ini akan menjadi kali pertama ia terlihat di depan umum bersama kakaknya, Prince of Wales Pangeran William sejak memoar Harry dirilis.
Diperkirakan Harry akan terbang kembali ke AS dalam hitungan jam setelah prosesi tersebut, untuk bergabung kembali dengan istrinya, Duchess of Sussex Meghan Markle.
Dikutip dari laman BBC, Sabtu (6/5/2023), Charles menjadi Raja Britania Raya dan 14 kerajaan lainnya pada September 2022, saat sang ibu tercinta, mendiang Ratu Elizabeth II meninggal setelah 70 tahun bertakhta.
Perayaan penobatan ini berlangsung di Westminster Abbey sejak 1066 silam.
Menjelang penobatan, Raja Charles tampak santai saat berjalan-jalan di Mall, didampingi oleh Pangeran William dan Princess of Wales Kate Middleton serta petugas keamanan yang ketat.
Barbara Crowthe, dan temannya, Pauline, bergabung dengan massa sambil membawa spanduk 'Coronation Street'.
"Kami tidak akan berkemah, tetapi ada begitu banyak orang di sini, kami pikir jika kami tidak berkemah, kami tidak akan mendekati garis depan," kata Crowther.
Sementara Katie Gordon dari Wiltshire tampak sedang melukis wajah bersama kedua putrinya pada Jumat kemarin.
Ia pikir Raja yang baru dan Permaisurinya 'akan menjadi sosok yang hebat'.
"Kami berkemah malam ini siap untuk menyaksikan Penobatan, dan kami mengecat wajah semua orang saat mereka lewat. Kami melakukannya secara gratis, ini hanya hal kecil yang kami lakukan. Kami membeli cat wajah untuk diri kami sendiri dan berpikir, mengapa tidak melakukannya untuk orang lain juga?," jelas Gordon.
Saat matahari terbenam pada Jumat kemarin, ratusan tenda dipasang pada sepanjang rute Coronation, mereka yang berkumpul berharap dapat menyaksikan peristiwa bersejarah tersebut.
Uskup Agung Canterbury, Justin Welby akan memimpin kebaktian tersebut, dengan tamu yang hadir mulai dari Ibu Negara Amerika Serikat (AS) Jill Biden hingga Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Istri Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Olena Zelenska pun bertemu dengan Kate Middleton pada resepsi pra-Penobatan di Istana Buckingham pada Jumat kemarin.
Raja Charles pun sempat difoto saat berbagi kata-kata hangat dengan Zelenska dan menyapa Putri Mahkota Denmark, Mary melalui interaksi jabat tangan dan cium pipi.
Ada kontroversi yang muncul mengenai 'apakah orang-orang di rumah diminta untuk berjanji setia kepada Raja'.
Gereja Inggris pun telah memperjelas bahwa ini sepenuhnya opsional dan orang-orang mungkin memiliki 'momen refleksi pribadi'.
Pesan utama Penobatan dari Raja Charles dalam doa pertamanya saat ia mencapai Biara berbunyi 'Saya datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani'.
Puncak upacara akan tiba saat Mahkota St Edward diletakkan di atas kepala sang Raja, momen yang akan ditandai dengan dibunyikannya lonceng Biara dan penghormatan senjata pada Parade Pengawal Kuda di dekatnya.
Camilla pun akan dimahkotai bersama Raja Charles dan wanita itu pun akan secara resmi digambarkan sebagai 'Permaisuri Camilla'.
Upacara tersebut akan menekankan keragaman dan inklusi, dengan lebih banyak elemen multi agama daripada penobatan sebelumnya, dengan kontribusi dari perwakilan Yahudi, Muslim, Budha dan Sikh.
Pelajaran Alkitab akan dibacakan oleh Perdana Menteri (PM) Rishi Sunak, dan musik akan dinyanyikan dalam bahasa Wales dan Gaelik Skotlandia dan Irlandia.
Akan ada Uskup wanita yang turut ambil bagian untuk pertama kalinya dalam kebaktian penobatan yang berlangsung hampir seribu tahun.
Setelah momen kebaktian, sekitar pukul 13.00 waktu setempat, Raja Charles dan Permaisuri Camilla akan melakukan perjalanan dengan Gold State Coach kembali ke Istana Buckingham, dalam prosesi sepanjang satu mil atau 1,6 km yang spektakuler, dengan diiringi 4.000 tentara dan 19 band militer.
Latihan yang cermat untuk prosesi dilakukan dengan berbaris di sekitar rute replika dengan landmark seperti Cenotaph yang ditandai dengan kerucut lalu lintas.
Saat mereka sampai di Istana, masih belum pasti siapa yang nantinya akan terlihat bersama Raja dan Permaisuri untuk penampilan balkon tradisional.
Ada rencana untuk flypast saat bangsawan senior berada di balkon Istana, namun akan ada kekhawatiran tentang cuaca hari ini, dengan perkiraan munculnya awan dan turun hujan.
Menjelang Penobatan, sejumlah protes vokal dari kelompok anti monarki dan kelompok kampanye Republik pun terlihat, mereka telah mengumumkan niatnya untuk mengadakan protes di rute prosesi.
Baca juga: Raja Charles III Akan Dinobatkan dengan Mahkota Emas St Edward
Kendati demikian, ada operasi keamanan besar-besaran, dengan Polisi Metropolitan menempatkan 11.500 petugas untuk pengerahan satu hari terbesar yang pernah ada.
Kelompok anti-monarki menegaskan bahwa mereka hanya ingin membela hak mereka untuk melakukan aksi protes, namun polisi telah memperingatkan bahwa 'toleransi terhadap gangguan apapun, baik melalui aksi protes atau lainnya akan sangat rendah'.
Daftar tamu yng akan hadir pun turut diperdebatkan, dengan kritik terhadap kehadiran wakil Presiden China Han Zheng yang dituduh memimpin tindakan keras terhadap kebebasan sipil di Hong Kong.
Namun ini akan menjadi prosesi upacara yang terbuka bagi banyak penonton global, dengan kru TV dari seluruh dunia tiba di London.
Mereka akan melihat arak-arakan, simbolisme agama dan tradisi kuno, dengan Raja Charles III dimahkotai di atas kursi Penobatan berusia 700 tahun, dalam sebuah upacara yang belum pernah dilihat kebanyakan orang sebelumnya dalam hidup mereka.