TRIBUNNEWS.COM - Twitter sedang dalam proses menghapus akun lama yang tidak digunakan selama beberapa tahun, kata pemilik Elon Musk, Senin (8/5/2023)
"Kami membersihkan akun yang tidak memiliki aktivitas sama sekali selama beberapa tahun, jadi Anda mungkin akan melihat penurunan jumlah pengikut," cuitnya.
Kriteria untuk menentukan penghapusan akun belum jelas, lapor Anadolu Agency.
Mantan Presiden Donald Trump, misalnya, belum men-tweet sejak Musk memerintahkan akunnya dipulihkan pada November bersama dengan lusinan lainnya yang sebelumnya dilarang dari situs media sosial.
Trump belum menge-tweet sejak Januari 2021, dan belum melakukan aktivitas publik apa pun di akun @realDonaldTrump sejak akunnya diaktifkan kembali.
Trump telah berusaha untuk berinteraksi dengan publik secara online melalui platform media sosial miliknya, Truth Social.
Baca juga: Elon Musk Bikin Kebijakan Baru, Baca Berita di Twitter Akan Dikenakan Biaya
Kebijakan akun tidak aktif internal Twitter mengatakan pengguna harus masuk setidaknya sekali setiap 30 hari, tetapi tidak jelas apakah itu kebijakan yang akan digunakan perusahaan untuk menentukan apakah akun akan dihapus.
Keputusan Musk untuk membersihkan akun yang tidak aktif datang saat kepemimpinannya di Twitter memasuki bulan ketujuh yang penuh gejolak setelah dia mengakuisisi perusahaan senilai $44 miliar pada bulan Oktober.
Sejak saat itu, Musk telah memangkas staf perusahaan, menghapus sistem verifikasi Twitter sebelumnya dan menggantinya dengan layanan berlangganan berbayar, dan menghapus lencana verifikasi lama dari ribuan akun, banyak di antaranya telah menolak untuk mendaftar ke layanan Twitter Blue berbayar.
Fitur baru Twitter
Musk merilis fitur baru yang memungkinkan perusahaan kantor berita untuk mengenakan biaya tambahan bagi pada para pembacanya.
Baca juga: Elon Musk Bayar Biaya Langganan Twitter Stephen King dan LeBron James agar Tetap Miliki Centang Biru
"Ini memungkinkan pengguna yang tidak mendaftar langganan bulanan untuk membayar harga per artikel yang lebih tinggi saat mereka ingin membaca artikel sesekali. Ini seharusnya menjadi kemenangan untuk kedua organisasi media dan masyarakat umum," ujar Musk lewat cuit di akun Twitter.
Musk hingga kini belum membocorkan berapa tarif yang akan di patok untuk fitur barunya tersebut, namun melansir dari The Verge update fitur baru mulai diuji cobakan pada pekan ini.
Musk menyebut fitur terbaru ini adalah sebuah solusi yang baik untuk publik maupun kantor media.
Dengan begini kantor berita bisa mendapat penghasilan tambahan lewat artikel yang mereka terbitkan di Twitter.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)