News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perang Saudara di Sudan

Jenderal Militer Sudan: Tak Ada Manfaat Berdialog dengan RSF Tanpa Gencatan Senjata

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar yang diambil pada 16 April 2023 ini menunjukkan tentara Sudan, yang setia kepada panglima militer Abdel Fattah al-Burhan, memeriksa pangkalan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di kota Laut Merah, Port Sudan. - Pejuang perang di Sudan mengatakan mereka telah menyetujui jeda kemanusiaan selama berjam-jam, termasuk untuk mengevakuasi yang terluka, pada hari kedua pertempuran kota yang mengamuk yang menewaskan lebih dari 50 warga sipil termasuk tiga staf PBB dan memicu protes internasional. (Photo by AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, KHARTOUM - Penguasa militer Sudan atau Pemimpin Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) Jenderal Abdel Fattah al-Burhan mengatakan dialog yang berlangsung di Arab Saudi dengan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter tidak akan bermanfaat tanpa adanya gencatan senjata.

Pernyataan Al-Burhan pada Senin lalu ini muncul saat faksi yang bertikai mengadakan pembicaraan di Jeddah, Arab Saudi dalam upaya untuk mengakhiri pertumpahan darah yang telah menewaskan ratusan orang dan memicu eksodus massal.

Dialog yang didukung Amerika Serikat (AS) itu dimulai pada Sabtu lalu antara SAF dan RSF paramiliter saingannya.

Sejauh ini tidak ada kemajuan yang dilaporkan dalam pembicaraan yang berfokus pada kemungkinan memperkenalkan gencatan senjata yang berlangsung lama.

"Kita dapat mendiskusikan penyelesaian setelah kita mencapai kesepakatan gencatan senjata permanen di Khartoum," kata al-Burhan dalam wawancara telepon langsung dengan AlQahera News.

Dikutip dari laman Al Jazeera, Rabu (10/5/2023), ia memperingatkan bahwa perang akan menyebar ke seluruh Sudan jika perpecahan terjadi di Khartoum, ibu kota Sudan.

"Situasinya stabil di semua negara bagian, kecuali Khartoum," kata al-Burhan seperti dikutip media lokal Mesir.

Untuk menghindari menjadi sasaran pasukan militer, ia menambahkan bahwa anggota RSF yang 'brutal dan menindas' sedang 'mencari perlindungan di rumah-rumah sipil dan di pusat-pusat layanan'.

Seorang diplomat Arab Saudi yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa diskusi tersebut 'tidak menghasilkan kemajuan besar'.

Baca juga: 280 WNI Masih di Sudan, Gus Imin: Pastikan Mereka Aman dan Selamat

"Gencatan senjata permanen tidak ada di atas meja, kedua belah pihak yakin mereka mampu memenangkan pertempuran," tegas diplomat itu.

Para pejuang sebelumnya mengatakan bahwa mereka hanya akan mencoba untuk menangani gencatan senjata dan masalah kemanusiaan seperti perjalanan yang aman.

Namun banyak gencatan senjata yang telah dilanggar sejak konflik meletus pada 15 April lalu.

Sebelumnya pada Senin lalu, al-Burhan mengatakan bahwa SAF sedang mencari solusi damai.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini