TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tiba di Berlin pada Minggu (14/5/2023) pagi untuk melakukan pembicaraan lanjutan dengan para pemimpin Jerman mengenai pengiriman senjata.
Dilansir expressandstar.com, jet Luftwaffe menerbangkan Zelensky ke ibu kota Jerman dari Roma.
Sebelumnya pada hari Sabtu, Zelensky bertemu dengan dengan Paus Francis dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.
“Sudah di Berlin. Senjata. Paket yang kuat. Pertahanan Udara. Rekonstruksi. UE. NATO. Keamanan,” cuit Zelensky pada hari Minggu, merujuk pada prioritas utama perjalanannya.
Sebelum kedatangan Zelensky, pemerintah Jerman mengumumkan paket baru bantuan militer untuk Ukraina senilai lebih dari 2,7 miliar euro.
Tank, sistem antipesawat, dan amunisi termasuk dalam paket bantuan tersebut.
Baca juga: Serangan Balik Terhadap Rusia Telah Dimulai? Ukraina Buat Kemajuan di Sekitar Bakhmut
Meski sempat ragu untuk memberikan senjata mematikan untuk Ukraina, Jerman kini menjadi salah satu pemasok senjata terbesar ke negara tersbut.
Jerman telah memberikan tank tempur Leopard 1 dan 2, serta sistem pertahanan udara IRIS-T SLM yang canggih.
Perangkat keras Barat modern dianggap penting jika Ukraina ingin berhasil dalam serangan balasan yang direncanakan terhadap pasukan Rusia.
Setelah bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan pejabat senior lainnya, Zelensky diagendakan terbang ke Aachen, kota di Jeman dekat dengan perbatasan Belgia dan Belanda.
Nantinya, Zelensky akan menerima Penghargaan Charlemagne Internasional untuknya dan juga rakyat Ukraina.
Penyelenggara mengatakan penghargaan itu mengakui bahwa perlawanan rakyat Ukraina terhadap invasi Rusia merupakan "bentuk pertahanan tidak hanya kedaulatan negara dan kehidupan warganya, tetapi juga Eropa dan nilai-nilai Eropa".
Paus Francis Berdoa untuk Perdamaian
Baca juga: Zelensky Temui Paus Fransiskus, Minta Doa Kemenangan Ukraina dan Hadiahi Rompi Antipeluru
Sebelum terbang ke Jerman, Zelensky menemui Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni yang meyakinkannya tentang dukungan Roma untuk Ukraina, Sabtu (13/5/2023).
Dari Roma, Zelensky menuju Vatikan untuk bertemu dengan Paus Francis.
Bertemu secara pribadi dengan Zelensky, Paus Francis mengatakan dirinya terus berdoa untuk perdamaian.
Mengutip BBC.com, Paus juga menekankan kebutuhan mendesak untuk membantu orang-orang yang paling rapuh, korban tak berdosa akibat invasi besar-besaran yang diluncurkan oleh Rusia tahun lalu.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, Takhta Suci mengatakan Paus Francis dan Presiden Zelensky "membahas situasi kemanusiaan dan politik di Ukraina yang disebabkan oleh perang yang sedang berlangsung".
Keduanya berbicara dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 40 menit.
Keduanya sepakat tentang perlunya melanjutkan upaya kemanusiaan untuk mendukung masyarakat.
Pernyataan Takhta Suci itu menambahkan:
"Paus telah meyakinkan doanya yang terus-menerus kepada Tuhan untuk perdamaian - sejak Februari lalu."
Paus Fransiskus sering mengatakan bahwa Vatikan siap bertindak sebagai mediator dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.
Awal bulan ini, dia menyatakan bahwa Vatikan sedang mengerjakan rencana perdamaian untuk mengakhiri perang, dengan mengatakan bahwa misi tersebut "belum dipublikasikan. "
"Ketika sudah dipublikasikan, saya akan membicarakannya," ujarnya.
Namun hubungan antara Ukraina dan Vatikan terkadang tidak nyaman.
Beberapa bulan setelah perang di Ukraina dimulai, Paus mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa invasi Moskow "mungkin terprovokasi".
Agustus lalu, duta besar Ukraina untuk Vatikan mengkritik Paus setelah paus menyebut Darya Dugina, putri seorang tokoh ultra-nasionalis Rusia, yang terbunuh oleh bom mobil, sebagai korban "tidak bersalah" dari perang.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-445: 3 Orang Terluka dalam Serangan Rusia di Mykolaiv
Sementara itu, Italia secara historis memiliki ikatan yang kuat dengan Rusia.
Silvio Berlusconi, pemimpin partai konservatif Forza Italia, adalah teman lama Presiden Putin.
Mereka melakukan perjalanan bersama dan bertukar hadiah ulang tahun.
Matteo Salvini, wakil perdana menteri, sering menyuarakan sentimen pro-Rusia dan mengkritik bantuan militer ke Ukraina.
Pada konferensi pers setelah pertemuannya dengan Meloni, Zelensky mengundang semua pemimpin politik Italia dan perwakilan masyarakat sipil untuk mengunjungi Ukraina.
Meloni menekankan bahwa perang hanya akan berakhir ketika Rusia menghentikan agresi brutal dan tidak adil dan menarik diri dari semua wilayah Ukraina.
Dia juga menjanjikan dukungan Italia untuk Ukraina selama yang diperlukan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)