Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dwi Sawung, Manajer Perencanaan Tata Ruang dan Infrastruktur Friends of the Earth Indonesia, serta pengurus Walhi, mengungkapkan Marubeni pemasok modal dan PT Cirebon Energi Prasarana (CEPR) melakukan pencucian uang dan penyuapan ke pejabat pemerintah lokal Indonesia.
"Bank besar Jepang tetap membiayai proyek pembangkit listrik tenaga batubara di Indonesia, seperti proyek Masela yang tampaknya belum juga dimulai bahkan salah satu anggota konsorsium sebuah perusahaan tampaknya ke luar dari konsorsium tersebut," papar Dwi siang ini (15/5/2023).
Badan kerjasama internasional Jepang (JICA) bahkan juga menurutnya telah menyetop pendanaan pembangkit listrik batubara di Indramayu.
"JICA sejak tahun 2022 tampaknya telah menghentikan dananya untuk proyek di Indramayu di mana pembangkit listrik tenaga batubara itu membuat penderitaan bagi rakyat setempat."
Dwi juga mengungkapkan akan ada anggota masyarakat Indonesia terkait proyek Lontar dan Cirebon akan datang pula melakukan aksi di Tokyo minggu depan.
Selain itu Dwi juga mengungkapkan pembangkit listrik tenaga batubara di Cirebon 1 (660 Megawatt) di stop tapi bulan ini Cirebon 2 dengan kemampuan 1 gigawatt dioperasikan.
"Aneh proyek Cirebon 1 distop pengoperasiannya malahan memunculkan yang lebih besar Cirebon 2," tekan Dwi lagi.
Bahkan Dwi mengungkapkan Corporate Affair Director PT Cirebon Energi Prasarana, Teguh Haryono mengenai aliran dana suap ke mantan Bupati Cirebon, Sunjaya Purwadisastra. Suap itu diduga diberikan untuk memuluskan perizinan proyek PLTU 2 Cirebon.
Kasus tersebut, tambahnya, masih terus di tangan pengadilan Indonesia saat ini.
Dwi juga mengungkapkan sulitnya perubahan ke energi terbarukan (renewal energy) di Indonesia dari sistim energi yang ada saat ini khususnya pembangkit listrik tenaga batubara yang besar di Indonesia.
"Yang katanya berubah dari tenaga batu baru ternyata tetap saja ke tenaga fossil yang lain. Sulit mengubah ke tenaga terbarukan di Indonesia saat ini. Butuh waktu lama mungkin."
Misalnya tenaga angin turbin dan putaran kipasnya tidak sesuai dengan situasi kondisi di Indonesia, tambahnya.
"Sistim grid hanya menguntungkan big company yang ada di Indonesia, menyulitkan untuk merubah sistim ke energi terbarukan."
Bukan hanya perubahan sistim tetapi juga dari segi regulasi Dwi melihatnya mengalami kesulitan untuk perubahan ke energi terbarukan.
"Di bidang solar panel juga, meskipun ada pabrik solar panel namun tampaknya tidak sesuai dengan situasi kondisi di Indonesia. Efisiensi rendah. tidak suitable dan sulit di instal di Indonesia."
Dengan demikian, tambahnya, masih tetap saja finansial dukungan diberikan untuk pembangkit listrik tenaga batubara oleh perbankan swasta.
"Dengan masih adanya pendanaan yang diberikan perbankan itu tampaknya masih lama untuk berhenti dari penggunaan batubara," tekannya lagi.
Sementara itu bagi para pecinta Jepang dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsappnya.