News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Angka Kelahiran Menurun, Banyak Warga China Kini Khawatir Punya Anak

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penumpang tiba di stasiun kereta api Hankou, di Wuhan, di provinsi Hubei, pada 20 Januari 2023. Kini banyak warga China malas memiliki keturunan.

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Angka melahirkan di China kini menjadi sorotan.

Banyak pasangan suami istri di negara itu tak mau memiliki keturunan.

Satu diantaranya penduduk kota Beijing, Four Wang (42).

Dia dan istrinya melihat bahwa keputusan memiliki anak terlalu berisiko.

"Ini seperti membuka kotak misteri dan aku tidak punya keberanian untuk membukanya," kata Wang.

Karyawan di perusahaan keuangan itu mengatakan bahwa memiliki seorang anak akan 'menimbulkan biaya hidup yang mahal dan dapat menurunkan kualitas hidupnya'.

"Uang yang saya tabung bisa digunakan untuk belanja, saya tidak perlu khawatir tentang kehidupan anak-anak, kesehatan, keselamatan dan lain-lain," tegas Wang.

Baca juga: Angka Kelahiran di Hong Kong Makin Anjlok, Dana Bantuan Sekolah Dasar Dihentikan

Dikutip dari laman ABC News, Senin (22/5/2023), Wang dan istrinya yang juga bekerja full time merupakan salah satu dari 'Pasangan Penghasilan ganda, Tanpa Anak' (DINK) di China.

Namun pilihan pasangan ini tentu berbenturan dengan pandangan tradisional di negara yang menganut sistem bahwa 'menikah tetapi tidak memiliki anak adalah hal yang tabu'.

Ada juga pandangan yang menyatakan bahwa pasangan membutuhkan seorang anak untuk melanjutkan garis keturunan keluarga dan agar ada yang merawat mereka di hari tua.

Kendati demikian, Wang yang memiliki lima sepupu yang telah menikah dan 'childfree' mengatakan banyak pasangan yang kini tidak lagi mengenai persepsi tersebut.

Sebaliknya, ia mengatakan bahwa dirinya merasa keputusannya 'cerdas'.

Komentarnya ini muncul saat China tengah meningkatkan upaya untuk mendorong warganya untuk memiliki anak, setelah tingkat kesuburan di negara itu mencapai rekor terendah yakni 6,77 kelahiran per 1.000 orang pada 2022.

China baru-baru ini mengumumkan akan meluncurkan proyek percontohan pada lebih dari 20 kota untuk menciptakan pernikahan 'era baru' dan budaya melahirkan anak untuk mendorong lingkungan melahirkan anak yang ramah.

Selain itu, wanita lajang kini dapat mengambil cuti melahirkan berbayar dan menerima subsidi anak serta menjalani perawatan IVF secara legal.

Ini hanyalah beberapa langkah terbaru yang diumumkan China sejak menghapus 'kebijakan satu anak' yang kaku pada 2016 karena populasi yang menua dan menurun.

Pasangan di negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping itu pun kini dapat memiliki tiga anak.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini