Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR – Baru-baru ini sebuah video terkait dengan fenomena “panic buying” air mineral di Malaysia membuat heboh se-isi jagat maya.
Video yang diunggah oleh akun tiktok @finazeffendy76 dengan caption “Panic Buying” tersebut memperlihatkan warga Malaysia sedang berbondong-bondong membeli air mineral dalam jumlah banyak, sehingga persediaan air mineral di sebuah supermarket tersebut langsung ludes seketika.
Baca juga: Dunia Hari Ini: Setidaknya 43 Ribu Orang Meninggal Dunia di Somalia Tahun Lalu karena Kekeringan
Keringnya Bendungan
Mengutip dari situs The Star, fenomena “panic buying” itu terjadi karena keringnya bendungan dan kesalahan sistem distribusi air di Penang, Malaysia.
Meskipun pasokan air pulih dalam waktu kurang dari 24 jam, banyak penjual makanan memutuskan untuk tidak buka. Pasalnya, mereka tidak dapat menyiapkan bahan makanan tanpa air sehari sebelumnya.
Sementara itu, anggota parlemen Malaysia Chow Kon Yeow mengimbau warga Penang untuk menghemat air.
“Bendungan Ayer Itam terisi 39,8 persen, Bendungan Teluk Bahang 46,2 persen dan bahkan Bendungan Mengkuang yang lebih besar, yang biasanya terisi lebih dari 90 persen, turun menjadi 88,2 persen,” kata Yeow.
Dalam kasus Bendungan Ayer Itam, dia memperkirakan hanya ada cukup air bagi penduduk setempat untuk bertahan 120 hari lagi.
Baca juga: Kasus Pelecehan Dianggap Jadi Penyebab Malaysia Gagal Raih Target SEA Games 2023
“Penggunaan air harian per kapita Penang melonjak hingga di atas 300 liter tahun lalu, tertinggi di negara ini. Tarif harus dinaikkan untuk mengendalikan pemborosan air,” ujar Yeow.
Kerusakan sensor pintu air
Chan menjelaskan, kerusakan pada sensor pintu air menjadi salah satu penyebab masalah tesebut.
Tentang sensor yang salah yang menyebabkan gerbang bendungan di Sungai Muda terbuka, Chan mengatakan, seharusnya ada peringatan otomatis ketika gerbang bendungan terbuka sendiri karena kesalahan teknis tersebut.
"Komputer tidak membuat kesalahan. Pihak berwenang harus memeriksa apakah sensornya rusak atau apakah ada virus dalam program tersebut," ungkap Weng.
"Seharusnya juga ada peringatan yang dikirim ke setiap otoritas pengelola air di Penang dan Kedah begitu permukaan air Sungai Muda turun di bawah level tertentu," lanjutnya.