News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Warga Israel Panic Buying Generator Listrik, Takut Perang dengan Hizbullah Meletus

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Israel yang terluka karena serangan roket kelompok Hizbullah Lebanon tiba di sebuah rumah sakit di Kota Safad, wilayah pendudukan utara Israel, 14 Februari 2024.

TRIBUNNEWS.COM - Khawatir akan terjadi perang besar-besaran dengan kelompok Hizbullah Lebanon, warga Israel dilaporkan memborong generator listrik dan peralatan penerangan darurat lainnya yang dapat mereka gunakan jika terjadi pemadaman listrik di seluruh negeri.

Warga Israel bergegas ke toko dan membeli produk darurat, termasuk generator, senter, lampu malam nirkabel, dan baterai cadangan, Maariv melaporkan pada hari Jumat.

Hizbullah terlibat dalam bentrokan lintas batas dengan tentara Israel sejak dimulainya perang Gaza untuk mendukung Palestina.

Sebuah laporan bulan lalu di situs kembaran The New Arab, Al-Araby Al-Jadeed, mengatakan Hizbullah dapat menargetkan infrastruktur listrik Israel, sehingga menyebabkan pemadaman listrik berkepanjangan dan berdampak pada rumah sakit.

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, telah memperingatkan bahwa kelompoknya mampu menyerang target apa pun di Israel, bahkan sampai ke kota paling selatan Israel, Eilat.

Israel telah mengadakan pertemuan darurat yang tidak dipublikasikan baru-baru ini untuk mensurvei rencana darurat yang mencakup generator cadangan, menurut laporan tersebut, khususnya di komunitas dekat perbatasan dengan Lebanon.

Grup Hamilton, yang mengimpor produk listrik dan teknologi ke Israel, mengatakan kepada Maariv bahwa ada permintaan yang sangat tinggi untuk pengisi daya portabel dan generator rumah yang dapat mengisi daya hingga lima perangkat pada saat yang bersamaan.

Pejuang Hizbullah Lebanon berparade selama tur pers di desa Aaramta, Lebanon selatan, pada 21 Mei 2023, menjelang peringatan penarikan mundur Israel dari Lebanon. (ANWAR AMRO / AFP)

CEO perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka mempercepat pasokan stok produk tambahan yang dapat digunakan oleh Israel dalam keadaan darurat, seperti skenario perang.

Orang lain yang bekerja di bidang kelistrikan di Israel mengatakan kepada Maariv bahwa panic buying tidak hanya terjadi pada individu, tetapi juga pada perusahaan besar, terutama di sektor teknologi tinggi.

Liron Katz mengatakan kepada publikasi tersebut bahwa hampir mustahil untuk memenuhi permintaan.

Ia menambahkan bahwa semua orang akan panik jika mereka tidak dapat menemukan peralatan penerangan darurat.

Baca juga: Hizbullah Kirim 668 Roket Berlintasan Melengkung, 570 Rumah Pemukim Israel Hancur di Front Utara

Pertempuran antara Hizbullah dan Israel telah menewaskan hampir 300 orang di Lebanon.

Sebagian besar dari mereka adalah pejuang Hizbullah dan sekitar 50 warga sipil, termasuk tiga jurnalis.

Israel mengatakan 10 tentaranya dan enam warga sipil tewas, namun Hizbullah mengatakan jumlahnya lebih tinggi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini