TRIBUNNEWS.COM - Pelaku penembakan terhadap empat orang di Prefektur Nagano di Jepang yang terjadi pada Kamis (25/5/2023) waktu setempat, telah ditangkap.
Dikutip dari BBC, pelaku tersebut bernama Masanori Aoki (31) yang merupakan anak dari politisi lokal.
Insiden berawal ketika polisi setempat dihubungi sekitar pukul 16.25 waktu setempat pada Kamis.
Berdasarkan laporan tersebut dilaporkan adanya seorang pria yang mengejar lalu menikam seorang wanita.
Saksi yang bekerja di sekitar lokasi kejadian mengungkapkan pelaku menyerang korban pertamanya dengan pisau sepanjang 30 sentimeter.
Setelah melakukan aksinya, saksi pun bertanya kepada pelaku terkait alasannya menikam wanita tersebut.
Baca juga: Polisi Telah Periksa 18 Saksi Terkait Kasus Dugaan Penembakan Bahar bin Smith
Pelaku pun mengatakan bahwa penyerangan yang dilakukannya hanya lantaran dirinya ingin untuk melakukannya.
"Saya membunuhnya karena saya menginginkannya," ujarnya.
Tak sampai disitu, Aoki pun turut menembak anggota polisi yang tengah menuju lokasi kejadian.
Hingga saat ini, belum diketahui penyebab keempat korban yang diserang oleh Aoki tewas.
Masih dilansir BBC, Aoki pun langsung melarikan diri ke rumah ayahnya di kawasan Kota Nakano selama 12 jam bersama ibu dan bibinya.
Sementara ayah Aoki, Masamichi Aoki merupakan salah satu anggota dewan di Kota Nakano.
Berdasarkan rekaman dari NHK, mobil polisi dan ambulans langsung ke tempat persembunyian Aoki.
Polisi pun memakai pelindung dan membawa tameng lalu bersiaga sejauh 300 meter dari tempat persembunyian Aoki.
Sebelum penggerebekan, polisi setempat telah mengingatkan warga sekitar agar tidak keluar dari rumah masing-masing via email.
Lalu saat menuju tengah malam, media lokal mendengar suara tembakan setelah pukul 20.00 waktu setempat pada Kamis malam.
Baca juga: Update Kasus Penembakan Habib Bahar, Polisi Sudah Periksa 16 Saksi, CCTV di TKP Masih Didalami
Salah satu orang yang kediamannya berada di lokasi penggerebekan mengungkapkan bahwa kejadian tersebut merupakan hal menyedihkan.
"Ini sangat menyedihkan ketika ini terjadi di lingkungan tempat tinggal saya. Saya tidak dapat tidur sepanjang malam," ujar orang tersebut.
Sebagai informasi, Jepang memiliki peraturan kepemilikian senjata yang ketat dan hanya memperbolehkan warga sipil untuk memiliki senjata berburu serta air gun.
Bagi warga yang ingin memiliki senjata, dia harus menjalani ujian serta tes kesehatan mental yang ketat.
Di sisi lain, penyerangan sehingga menyebabkan polisi tewas terakhir kali terjadi pada tahun 1990.
Baca juga: Kapolda DIY Janji Usut Tuntas Kasus Penembakan di Girisubo yang Melibatkan Anggotanya
Pada saat itu, dua polisi tewas akibat ditembak oleh anggota kriminal di Prefektur Okinawa.
Kemudian, penyerangan menggunakan senjata telah membuat mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe harus meregang nyawa pada 8 Juli 2022 lalu saat tengah berpidato di Kota Nara, Jepang Barat dalam rangka kampanye untuk pemilihan Majelis Tinggi atau Dewan Negara.
Lalu pada tahun 2014, terdapat enam insiden penembakan yang menyebabkan tewasnya korban di Jepang.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)