TRIBUNNEWS.COM - Empat anak-anak berusia tiga tahun dan setidaknya satu orang dewasa terluka dalam penikaman massal di taman bermain di Pegunungan Alpen Prancis.
Dilansir Mirror, seorang pria bersenjatakan pisau menyerang sekelompok anak itu pada Kamis (8/6/2023) pukul 09.45 waktu setempat di sebuah taman dekat danau di kota Annecy.
Penyerang juga terluka dan ditangkap di tempat kejadian setelah pasukan keamanan datang.
Seorang saksi menyebut, tersangka berbicara dalam bahasa Inggris sebelum aksi penusukan itu.
Dua dari anak-anak dan korban dewasa semuanya dalam kondisi kritis, sementara belasan orang dirawat karena shock di tempat kejadian.
Laporan AFP menyebut, ada 6 anak yang terluka.
Seorang wanita mengatakan kepada stasiun radio lokal bahwa tersangka melompati pagar taman dan tiba-tiba menikam secara acak.
Baca juga: Universitas Muslim Buton Jadi Korban Penikaman OTK
Seorang saksi mata, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan:
"Pria itu berteriak dalam bahasa Inggris, dan menyebabkan kepanikan saat dia mulai menyerang anak-anak kecil."
"Dia ingin melukai orang sebanyak mungkin."
"Dia menyebabkan pembantaian. Anak-anak kecil hanyalah sasaran empuk."
Polisi setempat mengatakan orang dewasa kedua juga terluka dan sedang dirawat bersama yang lainnya di rumah sakit.
Polisi belum memberikan perincian lain tentang korban, dan perbedaan jumlah korban dewasa belum jelas.
Penyerang diperkirakan adalah pengungsi Suriah berusia 32 tahun, bernama Abdalmasih H.
Sumber investigasi mengatakan:
"Penyerang adalah pencari suaka asal Suriah yang telah menghabiskan banyak waktu di Annecy."
"Dia menargetkan anak-anak tanpa pandang bulu, dan juga melukai orang dewasa."
Baca juga: Kala Jokowi Ditunggu Pimpinan G7 saat Sesi Foto, PM Jepang dan Presiden Prancis Panggil Berkali-kali
France Info melaporkan, bahwa pria itu membawa surat identitas Suriah dan merupakan pencari suaka.
BFMTV melaporkan bahwa pria itu berstatus pengungsi dan sumber polisi mengatakan kepada AFP bahwa pemeriksaan terhadap pria itu sedang berlangsung, tetapi dia tidak diketahui oleh dinas keamanan Prancis.
Mantan pemain sepak bola Liverpool Anthony Le Tallec, yang tinggal di Annecy, sedang berlari pada saat tragedi itu terjadi.
Dia mengunggah video di Instagram Story-nya saat polisi dan layanan darurat datang ke tempat kejadian.
Ia mengatakan dirinya melihat anak-anak tergeletak di tanah.
"Saya sedang berlari di sepanjang tepi danau dan tiba-tiba seorang ibu berteriak kepada saya, 'Lari, lari, seseorang menikam semua orang di sepanjang danau, dia menikam anak-anak, lari, lari.'"
Tersangka berlari melewatinya saat dikejar oleh polisi, katanya.
Penyerang kemudian bergegas ke pria yang lebih tua di dekatnya dan menikamnya beberapa kali.
Le Tallec melanjutkan:
"Dia menyerang seorang lelaki tua, menikamnya dan polisi tidak bisa mengejarnya."
"Saya terus berlari dan melihat anak-anak tergeletak di tanah. Menyedihkan sekali."
"Mereka diserang, sulit dipercaya."
Saksi lain mengatakan mereka menduga melihat pria itu sudah berkeliaran di sekitar danau selama beberapa hari.
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengutuk serangan itu, menyebutnya sebagai "pengecut mutlak".
Dia berkata: "Anak-anak dan orang dewasa berada di antara hidup dan mati."
"Bangsa ini terkejut. Pikiran kita bersama mereka serta keluarga mereka dan layanan darurat dikerahkan."
Gérald Darmanin, Menteri Dalam Negeri Prancis, mengatakan:
"Beberapa orang, termasuk anak-anak, dilukai oleh seseorang yang bersenjatakan pisau di alun-alun di Annecy."
Penikaman terjadi di bagian Pâquier, yang merupakan lapangan terbuka luas yang berbatasan dengan Danau Annecy, di kota Annecy.
Fanny, seorang saksi di taman tersebut, mengatakan kepada BFMTV bahwa biasanya tempat ini adalah tempat yang damai dan ramah keluarga untuk bersantai.
"Ini adalah taman yang paling terkenal di Annecy."
"Di sinilah semua kegiatan berlangsung dan di mana semua anak muda Annecy bertemu."
"Ini adalah tempat yang sangat damai dan saya tidak pernah mendengar adanya serangan. Sungguh mencengangkan", katanya.
Lebih banyak politisi bereaksi setelah insiden mengerikan di kota yang biasanya sepi itu.
"Horor. Emosi dan kemarahan", tulis politisi Partai Sosialis Boris Vallaud.
Sementara Marine Le Pen sayap kanan mengatakan "pikirannya bersama para korban dan orang yang mereka cintai."
Antoine Armand, anggota Parlemen untuk Haute-Savoie, tempat serangan itu terjadi, juga mengutuk serangan itu dengan mengatakan itu "keji".
Satu menit mengheningkan cipta dilakukan di Majelis Nasional sementara Perdana Menteri Prancis, Élisabeth Borne, sedang dalam perjalanan ke tempat kejadian.
Motif serangan itu tidak diketahui.
Tetapi Prancis sebelumnya telah dilanda serangkaian serangan tragis yang sering dilakukan oleh orang-orang sendirian.
Sementara serangan teroris tidak menjadi berita utama di Prancis dalam beberapa tahun terakhir, negara itu masih dalam siaga tinggi dan pihak berwenang mengatakan polisi dan dinas intelijen secara teratur menggagalkan rencana tersebut.
Serangan yang secara khusus menargetkan anak-anak juga jarang terjadi di Prancis.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)