News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Uang Palsu di Kampus UIN Alauddin

Biaya Produksi Uang Palsu di UIN Alauddin Rp56 Ribu per Lembar, hanya Cetak Pecahan Rp100 Ribu

Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tampang pelaku sindikat uang palsu UIN Alauddin. Sebanyak 17 pelaku ditangkap kasus uang palsu UIN Alauddin.

TRIBUNNEWS.COM - Polisi telah menahan 17 tersangka sindikat pemalsu uang di UIN Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan.

Tiga orang lainnya masih dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

Hasil pemeriksaan mengungkapkan biaya produksi untuk memalsukan satu lembar uang Rp 100 ribu mencapai Rp 56 ribu.

Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, menjelaskan pengeluaran biaya operasional ini cukup signifikan.

"Ini berdasarkan pengakuan pelaku," ujar Reonald dalam konferensi pers di Kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Makassar, Jumat (20/12/2024).

Reonald juga menambahkan pemalsuan uang hanya dilakukan pada nominal Rp 100 ribu karena pecahan yang lebih kecil dianggap tidak menguntungkan.

"Modalnya tidak sebanding dengan hasil yang didapatkan," katanya.

Kapolres memastikan uang palsu yang dicetak di perpustakaan Kampus II UIN Alauddin telah ditarik dari peredaran.

Ia meminta masyarakat untuk tidak resah dan menjamin penyidikan akan berjalan profesional dan tuntas.

Jika ada warga yang menemukan atau mencurigai uang palsu, diimbau untuk segera melaporkan ke kantor polisi atau bank.

Motif di balik tindakan pemalsuan ini adalah keinginan para pelaku untuk mendapatkan uang dalam jumlah besar secara instan.

Baca juga: Tak Hanya Uang Palsu Rp 100 Ribu, Andi Ibrahim Cs Juga Cetak Uang Korea hingga Sertifikat Deposito

Selain itu, uang palsu tersebut juga disalahgunakan untuk mendukung ambisi politik salah satu pelaku yang ingin menjadi calon bupati Barru.

Uang palsu tersebut awalnya diproduksi di rumah pengusaha ASS di Jl Sunu, Makassar, sebelum dipindahkan ke UIN Alauddin karena kebutuhan akan mesin cetak dengan kapasitas lebih besar.

Kapolda Sulsel, Irjen Yudhiawan Wibisono, menjelaskan alat cetak yang digunakan dibeli seharga Rp 600 juta dan didatangkan dari China.

Dalam kasus ini, terdapat tiga sosok yang memegang peran sentral, termasuk Andi Ibrahim dan dua lainnya yang masih dalam pengejaran.

Kapolda berjanji akan segera menangkap ketiga DPO tersebut.

"DPO ini akan kita tangkap juga dan akan tuntas nanti kita periksa," tutup Yudhi.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Terungkap Biaya Produksi per Lembar Uang Palsu UIN, Andi Ibrahim cs Hanya Palsukan Uang Rp 100 Ribu

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini