TRIBUNNEWS.COM - Penyanyi Myanmar Lily Naing Kyaw meninggal di sebuah rumah sakit Yangon seminggu setelah ditembak di bagian kepalanya.
Diduga insiden penembakan terhadap Kyaw diotaki oleh orang-orang bersenjata yang menentang militer (junta) yang diperjuangkannya.
Kematiannya tidak hanya mengejutkan para pendukung militer tetapi juga selebritis yang bekerja dengan media pro-militer.
Wanita berusia 58 tahun itu dikenal memiliki hubungan dekat dengan para pemimpin tertinggi junta yang merebut kekuasaan pada 2021.
Dia juga dituduh sebagai informan mereka.
Pembunuhan Kyaw termasuk terbaru dari serangkaian pembunuhan pendukung pemerintah yang berasal dari kalangan orang-orang terkenal.
Kyaw menjadi sasaran penyerangan pada sore hari tanggal 30 Mei saat dirinya sedang parkir di luar rumahnya di Yankin Township Yangon.
Laporan pertama mengatakan dia telah dibunuh, setelah gambar dia berbaring telungkup di mobilnya dibagikan di media sosial.
Baca juga: Junta Myanmar Bebaskan 2.153 Tahanan Politik Bertepatan dengan Hari Raya Waisak
Dia dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis dan tetap koma sampai dia meninggal lebih awal pada tanggal 6 Juni.
Keluarganya mengkonfirmasi kematiannya dengan BBC.
Penembakan dianggap tidak manusiawi terhadap wanita tidak bersalah
Sebuah pernyataan pemerintah menggambarkannya sebagai 'penembakan tidak manusiawi terhadap seorang wanita tak bersalah'.
Sedikitnya 17 organisasi pro-junta mengeluarkan pernyataan yang berbunyi mengutuk pembunuhan itu.
Ma Ba Tha, sebuah organisasi Buddha nasionalis garis keras, menuntut keamanan yang lebih baik.