TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) menyebut upaya kudeta pasukan Wagner di Rusia menunjukkan celah nyata dalam pemerintahan Presiden Vladimir Putin, Minggu (25/6/2023).
Berbicara kepada media AS, Antony Blinken menilai pemberontakan oleh Kepala Wagner Yevgeny Prigozhin merupakan tantangan langsung kepada Putin.
"Pemberontakan 24 jam di Rusia menimbulkan pertanyaan mendalam, itu menunjukkan celah nyata," katanya di program CBS News Face the Nation.
"Kami belum melihat babak terakhir," ucapnya.
Blinken kerap muncul di beberapa acara talkshow.
Pria itu mengatakan "terlalu dini" untuk memprediksi apa dampak pemberontakan terhadap Kremlin atau invasi skala penuh Rusia ke Ukraina yang diluncurkan pada Februari 2022.
Baca juga: WNI di Rusia Diimbau Tetap Tenang Meski Tentara Bayaran Wagner Batal Serbu Moskow
"Jika Anda menempatkan ini dalam konteks 16 bulan lalu, Putin berada di depan pintu Kyiv di Ukraina, ingin merebut kota itu dalam hitungan hari, menghapus negara itu dari peta," kata Blinken kepada ABC.
"Sekarang, dia harus mempertahankan Moskow, ibu kota Rusia, melawan tentara bayaran buatannya sendiri," tuturnya.
Rusia belum secara terbuka mengomentari pernyataan Blinken.
Menurut New York Times, dalam pengarahan badan intelijen AS yang disampaikan kepada pejabat senior pemerintahan Joe Biden, disebutkan bahwa Prigozhin sedang bersiap untuk mengambil tindakan militer terhadap Moskow.
Namun tidak ada data yang dipublikasikan tentang laporan intelijen pada saat itu, kata para pejabat AS, karena khawatir Putin menuduh Washington mendalangi kudeta.
Sementara itu, menurut laporan Guardian, sumber orang dalam dari militer Rusia ramai membahas desas-desus tentang perombakan kepemimpinan di Kementerian Pertahanan.
Di mana Putin?
Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan kabur dari Moskow saat Wagner Group mencoba memberontak pada Sabtu (24/6/2023) lalu.
Baca juga: Zelenskyy Sebut Vladimir Putin Ketakutan hingga Sembunyi Saat Wagner Coba Memberontak