News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Warga Korea Selatan Panic Buying Garam, Apa yang Terjadi?

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rak garam hampir kosong di sebuah toko di Seo-gu, Daejeon, pada hari Rabu (14/6/2023). Warga Korea Selatan mendadak beli dan menimbun garam dalam jumlah banyak, ini akar permasalahannya.

Lebih dari 85 persen warga Korea Selatan menentang rencana Jepang tersebut, menurut sebuah survei bulan lalu oleh lembaga survei Research View.

Tujuh dari 10 orang dilaporkan mengatakan bahwa mereka akan mengonsumsi lebih sedikit makanan laut jika pembuangan air limbah dilanjutkan.

Pekerja memasukkan garam ke dalam karung di sebuah tambak garam di Sinan di Provinsi Jeolla Selatan, Korea pada hari Jumat (23/6/2023) (Yonhap)

Baca juga: Jepang Berencana Buang Air Olahan Limbah Nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik

Hyun Yong-gil, seorang pemilik toko grosir garam di ibu kota, mengatakan kepada Reuters awal bulan ini bahwa penjualan garam meningkat "40 hingga 50 persen" meskipun harganya melonjak.

"Akhir-akhir ini kami mendapatkan lebih banyak pelanggan dari biasanya dan banyak dari mereka tampaknya khawatir dengan rencana pelepasan air limbah," katanya.

Stok garam juga cepat menghilang dari rak pasar.

"Saya datang untuk membeli garam tapi tidak ada yang tersisa," kata Kim Myung-ok, 73 tahun.

"Terakhir kali saya datang juga tidak ada."

Sementara itu, China telah mengutuk niat Jepang untuk melepaskan air limbah ke laut, menuduh Jepang kurang transparan.

China juga mengatakan pembuangan air limbah radioaktif juga merupakan ancaman bagi lingkungan laut dan kesehatan orang-orang di seluruh dunia.

Jepang mengatakan telah memberikan penjelasan rinci dan didukung sains tentang rencana itu kepada para negara tetangganya.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan, pekan lalu Jepang menyadari adanya masalah ini meskipun situasinya tidak begitu terlihat di toko-toko Seoul minggu ini.

Rafael Mariano Grossi, direktur jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan, "metode yang dipilih Jepang layak secara teknis dan sejalan dengan praktik internasional."

Grossi dijadwalkan untuk mengunjungi Jepang minggu depan untuk bertemu dengan para pemimpin Jepang.

Ia akan melihat persiapan akhir untuk pelepasan air limbah radioaktif tersebut.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini