Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen akan melakukan kunjungan kerja ke China selama empat hari pada 6 hingga 9 Juli 2023 untuk misi khusus.
Menurut informasi yang dirilis Gedung Putih, nantinya dalam kunjungan tersebut Yellen akan bertemu dengan sejumlah pejabat senior seperti Wakil Perdana Menteri China He Lifeng untuk membahas berbagai isu.
Termasuk mengamankan hubungan ekonomi, mendorong pertumbuhan yang saling menguntungkan, dan membahas masalah keamanan nasional yang belakangan memanas, seperti yang dikutip dari CNBC International.
"Kami mencari hubungan ekonomi yang sehat dengan China, yang mendorong pertumbuhan dan inovasi di kedua negara," kata pejabat Gedung Putih.
Kunjungan Yellen dilakukan selang beberapa pekan usai Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken lebih dulu bertandang ke China pada awal Juni untuk menemui Presiden Tiongkok Xi Jinping, serta diplomat terkemuka Wang Yi dan Menlu Qin Gang.
Lewat kunjungan kerja ini pejabat Departemen Keuangan AS berharap pertemuan Janet dengan pemerintah China \dapat dan membangun saluran komunikasi jangka panjang antara Beijing dengan Washington.
Ini mengingat beberapa tahun terakhir hubungan Amerika dan China terus memanas akibat tragedi balon mata-mata China yang melintas di wilayah udara AS. Keduanya bahkan kerap melakukan konfrontasi yang memicu terjadinya peperangan.
Diantaranya seperti baru – baru ini kapal perang USS Milius milik Armada ke-7 Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang secara mengejutkan berlayar melintasi Selat Taiwan pada April lalu.
Baca juga: Menteri Keuangan AS Janet Yellen Dukung Dolar dalam Perdagangan Internasional
Angkatan Laut AS, menjelaskan kehadiran kapal perangnya di perairan Taiwan hanyalah transit rutin. Terlebih wilayah perairan Taiwan merupakan bagian dari jalur Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Sehingga negara manapun bebas melewati jalur navigasi internasional tersebut.
Namun tindakan yang diambil AS ini dinilai pemerintah China sebagai bentuk ancaman. Hal tersebutlah yang kemudian membuat pemerintah China khawatir apabila kunjungan kapal Amerika dapat mendorong terjadinya tindakan separatisme.
Baca juga: Menkeu Janet Yellen Ungkap Dampak Gagal Bayar Utang Amerika, Resesi Hingga PHK Jumlah Besar
Hal itu membuat Pemerintah China berulang kali melakukan gertakan dengan mengirimkan angkatan perangnya ke wilayah selat Taiwan.
Pemerintah China juga memberlakukan sejumlah larangan diantaranya menerapkan tarif impor miliaran dolar untuk produk-produk buatan China, serta pembatasan ekspor chip memori komputer.