Tiga korban membawanya ke kantor polisi karena Ahmed Toummouhi memiliki wajah yang mirip dengan pelaku aslinya, Antonio Carbonell.
Ahmed Toummouhi ditangkap bersama Abderrazak Mounib, seorang pedagang kaki lima dari Fez yang meninggal dunia pada tahun 2000.
Tidak ada bukti yang memberatkan mereka dan tidak dapat dibuktikan kedua pria itu saling kenal.
Dalam beberapa fase identifikasi, para korban menunjuk Ahmed Toummouhi yang diyakini sebagai pelaku dan hal itu cukup untuk menghukumnya.
Kemiripan lainnya, pelaku asli, Antonio Carbonell berbicara dalam bahasa Calo (bahasa gipsi).
Pada korban yang belum pernah mendengar bahasa itu sebelumnya, salah mengira itu bahasa Arab.
Ahmed Toummouhi mengatakan, dia sebenarnya tidak terlalu memahami apa yang terjadi hingga ia masuk penjara, karena kemampuannya berbahasa Spanyol sangat terbatas.
"Saya tidak ingin menerima surat, atau mendengarkan keluarga dan teman-teman saya... Untuk bertahan hidup saya harus melupakan dunia luar," katanya.
Baca juga: Cairkan 8 Tiket Slot Judi yang Jatuh di Kasino, Pria Indonesia Dihukum 4 Bulan Penjara di Singapura
Meski demikian, ia mendapatkan dukungan dari beberapa pihak selama menjalani masa hukumannya.
Ahmed Toummouhi bertahan di penjara karena mendapat telepon harian dari putrinya, dukungan terus-menerus dari saudara laki-lakinya Omar, dan bantuan Sipir Guardia yang menginginkan keadilan untuknya.
Sementara pelaku sebenarnya, Antonio Carbonell baru ditangkap beberapa tahun kemudian.
Pada Januari 2023, pengacara Ahmed Toummouhi mengajukan banding untuk meninjau kembali keyakinannya dengan mengklaim ada bukti baru.
"Laporan ilmiah tersebut telah menyimpulkan bahwa sperma dalam pakaian dalam korban perkosaan bukanlah kecocokan genetik untuk Toummouhi," kata pernyataan pengadilan hari Kamis (29/6/2023).
Saat itulah, Ahmed Toummouhi mendapatkan kebenaran tentang keyakinannya bahwa ia tidak bersalah.