TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeteksi adanya Echovirus-11 yang menyerang bayi-bayi di Eropa.
WHO mencatat sudah ada 26 bayi yang terinfeksi Echovirus-11 di Kroasia, Prancis, Italia, Spanyol, Swedia, dan Inggris.
Delapan dari 26 bayi itu meninggal dunia akibat Echovirus-11.
Sebagian besar kematian dilaporkan di Prancis setelah kegagalan organ dan sepsis.
"Ini dianggap tidak biasa karena kerusakan yang sangat cepat dan tingkat kematian terkait kasus di antara bayi yang terkena dampak," kata juru bicara WHO dalam e-mail kepada NBC News, Sabtu (8/7/2023).
WHO mengatakan, beberapa dari 26 kasus Echovirus-11 diidentifikasi pada awal 2022.
Setidaknya setengah dari kasus baru dilaporkan sejak akhir musim semi 2023.
Echovirus-11 adalah salah satu jenis Enterovirus, sekelompok virus yang dapat menyebabkan berbagai penyakit menular.
Baca juga: Virus Rabies Renggut Nyawa Bocah Berusia 7 Tahun di Kabupaten Timor Tengah Selatan
"Kebanyakan enterovirus menyebabkan penyakit yang sangat ringan pada anak-anak yang mereka infeksi," kata Dr. Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO, Rabu (5/7/2023).
"Namun, pada bayi, kami melihat infeksi ini menjadi bencana yang jauh lebih signifikan," lanjutnya.
Enterovirus dapat sangat mempengaruhi bayi baru lahir, yang belum memiliki sistem kekebalaan yang cukup matang untuk melawan infeksi.
Echovirus-11 dapat disebarkan melalui kotoran atau dengan menghirup tetesan pernapasan.
Virus ini biasanya hidup di sistem pencernaan.
Sebelumnya, pejabat kesehatan Inggris melaporkan peningkatan infeksi Echovirus-11 yang tidak biasa pada miokarditis parah (radang jantung), di antara 10 bayi yang memiliki enterovirus lain yang disebut coxsackievirus.
Satu dari 10 bayi itu meninggal dunia.
Gejala Echovirus-11
Baca juga: Belum Ditemukan di Indonesia, Pakar Ingarkan Pentingnya Pencegahan Virus OZ, Waspada Hewan Liar
Dr. Buddy Creech, seorang dokter penyakit menular anak di Vanderbilt University Medical Center di Nashville, Tennessee, mengatakan ada beberapa gejala Echovirus-11 pada bayi.
Ia dan timnya sudah merawat lebih banyak bayi baru lahir yang dirawat di rumah sakit karena infeksi enterovirus daripada biasanya.
Berikut ini beberapa gejala paparan Echovirus-11 pada bayi:
- Demam
- Tidak makan dengan baik
- Kesulitan bernapas
- Menjadi ekstra rewel atau dingin saat disentuh
- Ruam
- Kulit pucat atau berjerawat.
Beberapa mungkin mengalami komplikasi parah seperti meningitis, kegagalan organ, miokarditis, bahkan masalah di dalam sumsum tulang mereka.
Orang tua disarankan untuk memeriksakan bayi ke dokter jika muncul gejala-gejala Echovirus-11 karena infeksi ini terkadang juga tidak terdeteksi secara kasat mata.
Penularan Echovirus-11
Baca juga: Jepang Konfirmasi Satu Kematian Akibat Virus OZ, Pakar Sebut Ada Potensi Masuk ke Indonesia
Enterovirus adalah sekelompok virus yang dapat menyebabkan berbagai penyakit menular dan menyebabkan epidemi tahunan di beberapa negara.
Penyakit ini biasanya ringan, namun bisa menjadi lebih parah jika menginfeksi bayi, seperti diberitakan WHO.
Enterovirus dapat menular melalui berbagai cara, termasuk pada periode awal kelahiran, termasuk intrapartum atau waktu kelahiran bayi yang membawa darah, sekret, dan/atau feses ibu atau setelah lahir dari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.
Virus ini biasanya ditemukan di saluran pencernaan manusia.
Echovirus-11 adalah jenis virus yang termasuk dalam kelompok Enterovirus.
Infeksi Echovirus-11 dikaitkan dengan spektrum penyakit yang luas, mulai dari gejala ringan seperti ruam, demam, hingga gejala parah seperti neurologis berat, meningitis, dan ensefalitis.
Echovirus-11 menyebabkan penyakit parah pada neonatanus dan bayi setelah masa neonatanus.
Neonatanus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan.
Infeksi ini dapat menyebabkan radang parah pada neonatanus, termasuk hepatitis akut parah dengan koagulopati.
Echovirus-11 dan jenis Enterovirus lainnya terus beredar di Eropa.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)