News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kesulitan Tersendiri Tentara Wanita di Ukraina, Alami Masalah Kewanitaan karena Kurang Perlengkapan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto selebaran yang diambil dan dirilis oleh layanan pers Kementerian Pertahanan Ukraina pada 2 Juli 2021 menunjukkan tentara wanita Ukraina mengenakan sepatu hak saat mengikuti latihan parade militer di Kyiv. Para tentara wanita yang berperang di garis depan memiliki kesulitannya tersendiri, terutama karena kurangnya perlengkapan khusus wanita.

TRIBUNNEWS.COM - Bertarung di garis depan pertempuran saja sudah sangat sulit.

Tetapi para tentara wanita di Ukraina memiliki kesulitannya tersendiri saat berperang di medan perang, terutama karena kurangnya peralatan kewanitaan.

Puluhan ribu wanita di seluruh Ukraina turun ke medan perang dan berjuang bersama rekan pria mereka untuk melawan Rusia.

Tetapi banyak dari pejuang wanita ini bertarung dengan seragam yang beberapa ukuran terlalu besar, menurut laporan terbaru Daily Beast.

Ada sekitar 60.000 wanita yang bertugas di Angkatan Bersenjata Ukraina, lapor Daily Beast, mengutip beberapa tentara wanita yang menggambarkan kurangnya perlengkapan khusus wanita di militer.

Para tentara wanita disebut mengenakan seragam dan pelindung tubuh yang tidak pas, memakai sepatu pria yang besar, kekurangan pembalut, dan memiliki masalah kesehatan kewanitaan karena tidak bisa buang air dengan benar di medan perang.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-507: Putin Gagal Cari Pengganti Bos Wagner

"Coba pergi ke toilet di hutan pada suhu 4 derajat Fahrenheit (-15 derajat Celsius)," kata seorang tentara wanita berusia 24 tahun yang diidentifikasi hanya dengan nama depannya, Julia, kepada Beast.

"Kami semua menderita sistitis atau radang ovarium dan sakit punggung."

"Setelah satu tahun perang, kami memiliki banyak masalah kesehatan."

Julia bersama, Alina (28), meninggalkan pekerjaan mereka di bidang teknologi untuk bergabung dengan militer ketika Rusia menginvasi tahun lalu.

Keduanya mengatakan kepada Beast bahwa kurangnya tempat buang air kecil wanita hanyalah masalah paling kecil yang mereka temui.

Tentara wanita Ukraina mengenakan seragam yang beberapa ukuran terlalu besar dan sering dipaksa memakai celana besar yang dapat menghambat kecepatan dan mobilitas mereka pada saat-saat kritis di medan perang.

"Yang paling sulit adalah berlari dengan rompi antipeluru standar tentara seberat 30 pon - yang tidak pernah pas di tubuh saya," kata Alina.

"Jika saya melepas armor dan terluka atau terbunuh, saya tidak akan mendapat kompensasi yang dibayarkan kepada saya atau keluarga saya."

"Kehidupan kami, keamanan kami, seringkali bergantung pada apa yang kami kenakan di tubuh dan kaki kami, dan seberapa sehat kami."

Runa, seorang sukarelawan berusia 28 tahun yang pernah menjadi penjual bunga di Kyiv tetapi sekarang memimpin unit artileri, mengatakan dia mengenakan seragam yang berukuran empat tingkat lebih besar untuk tubuh mungilnya.

Seorang pejuang dari unit Wanita dari partai sayap kanan Ukraina, Sektor Kanan, saat latihan dan pelatihan militer di dekat kota kecil Khust, Ukraina barat pada 27 Juni, 2015. (AFP/ OLEXANDER ZOBIN)

Baca juga: Bukannya Ukraina, Rusia Malah Menargetkan Tank Barat di Medan Perang

Lebih dari 100 anggota militer wanita telah tewas sejak perang dimulai pada Februari 2022, menurut laporan tersebut — baik dalam pertempuran secara langsung atau selama evakuasi atau misi pers.

Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan pekan lalu bahwa model tambahan pelindung tubuh dan helm untuk wanita saat ini sedang diuji di unit tempur.

Kementerian pertahanan berencana untuk segera memesannya.

Upaya tambahan sedang dilakukan di Ukraina untuk mengatasi masalah kelangkaan perlengkapan.

Sebuah badan amal bernama Zemliachky dibentuk untuk berfokus mendukung tentara wanita Ukraina.

Grup ini baru-baru ini meluncurkan koleksi seragam baru terbatas yang dirancang khusus untuk tentara wanita.

Namun pendiri kelompok tersebut, Andriy Kolesnyk, mengatakan Zemliachky saat ini hanya memiliki dana untuk memberikan seragam kepada 10 persen dari 9.000 perempuan yang membutuhkan.

"Negara kita terus-menerus diserang, bahkan wanita hamil pun berperang melawan penjajah Rusia sampai mereka hamil tujuh bulan," katanya kepada The Beast.

"Saat ini saya memiliki permintaan untuk seragam yang dirancang khusus dan barang-barang penting lainnya dari setidaknya 10 tentara hamil."

"Kami kekurangan banyak untuk setiap barang."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini