Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yogi Gustaman Langsung dari Tunisia
TRIBUNNEWS.COM, TUNISIA - Ziarah kubur ke makam Alallamah Syekh Muhammad Thahir Ibnu Asyur menjadi soft diplomacy Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, yang membuka mata warga Tunisia.
Gus Mis, demikian akrab disapa, menjelaskan, Tunisia salah satu negara yang memiliki banyak waliyullah.
Orang mengenal Tunisia al-mahrustah, yaitu Tunisia yang dijaga para wali Allah.
Thaha Ibnu Asyur salah satu sosok waliyullah Tunisia yang terkenal pengaruhnya di Timur dan Barat setelah Ibnu Khaldun, penulis Mukaddimah.
Salah satu karya Thaha Ibnu Asyur adalah Ushul an-Nidzam a-Ijtimai yang membahas al-'itidal ad-dini atau moderasi beragama.
Diplomasi ini menjadi penting karena mengikatkan kembali spiritualitas dan pemikiran Thahir Ibnu Asyur sangat kontributif dalam moderasi beragama dan bernegara.
Pijakannya ini yang memberi warna moderasi beragama di Indonesia.
Thohir Ibnu Asyur adalah mufti sekaligus rektor Universitas Zaytunah, universitas tertua di dunia. Beliau sezaman dengan Presiden pertama Tunisia Habib Bourguiba, sahabat Bung Karno. Di Universitas Zaytunah ini banyak pelajar Indonesia mengambil Islamic Studies.
Di sisi lain, diplomasi ziarah kubur Thahir Ibnu Asyur ini membuka kesadaran warga Tunisia yang lama terpendam. Diplomasi yang ditempuh Gus Mis seolah menampar, 'kenapa orang yang nun jauh di sana yang lebih mengenal Thaha bin Asyur ketimbang orang Tunisianya sendiri.'
Baca juga: KBRI Tunisia Gelar Pelatihan Menjadi Cendekiawan Muslim untuk Mahasiswa Indonesia di Tunisia
"Alallamah Thahir Ibnu Asyur ada sosok ulama punya kebiasaan menulis sejak Subuh sampai Zuhur. Sampai sekarang banyak tulisannya yang belum dipublikasikan," begitu cerita Gus Mis saat makan malam di rooftop Al-Jeld Hotel di kawasan kota tua Tunisia pada Minggu (16/7/2023) malam.
Gus Mis mengakui, ziarah kubur Alallamah Thohir Ibnu Asyur membuka misi diplomasi Indonesia sejak April 2022 sampai sekarang diterima banyak warga Tunisia.
Banyak barokah dari soft diplomacy yang Gus Mis lakukan utamanya dalam hubungan bilateral Indonesia-Tunisia.
"Dulu orang mengenal wajah-wajah kita orang Malaysia, tapi sekarang nama Indonesia terkenal," ucap Gus Mis.