TRIBUNNEWS.COM - China menerbangkan hampir 40 pesawat tempur ke Taiwan hanya beberapa hari sebelum Taiwan berencana mengadakan latihan militer besar-besaran, Independent melaporkan.
Taiwan akan melakukan latihan militer tahunannya minggu depan, termasuk latihan kesiapan tempur, dan juga latihan mempersiapkan warga sipilnya untuk evakuasi jika terjadi serangan udara.
Tahun ini, latihan evakuasi digelar berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Sebelumnya, warga hanya diminta untuk masuk ke dalam rumah selama 30 menit saat sirene serangan udara berbunyi.
Tetapi kali ini, polisi akan mengawal siapa pun yang berada di jalan pada saat latihan, menuju ke shelter atau tempat perlindungan bom terdekat.
Latihan ini juga melibatkan sampel populasi yang jauh lebih besar daripada sebelumnya, yakni mencakup distrik-distrik berpenduduk 3 juta dari total 23 juta penduduk Taiwan, menurut Financial Times.
Baca juga: Pria di Taiwan Dijatuhi Hukuman 3 Bulan Penjara karena Log In ke Akun Facebook Istrinya
Beberapa hari sebelum latihan yang direncanakan, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengirim 37 pesawat dan tujuh kapal angkatan laut ke wilayah Taiwan antara pukul 6 pagi pada hari Jumat (21/7/2023) dan Sabtu pukul 6 pagi, menurut kementerian pertahanan Taiwan.
Di antara pesawat yang dikirim ke pulau itu adalah pesawat tempur J-10 dan J-16 serta pembom H-6, kata sebuah pernyataan.
Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan 22 dari pesawat tempur yang terdeteksi, melintasi garis tengah Selat Taiwan.
Garis itu dianggap sebagai batas tidak resmi antara Taiwan dan China daratan, yang artinya pesawat China telah memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.
Sekilas Sejarah China dan Taiwan
China dan Taiwan berpisah pada tahun 1949 setelah perang saudara.
Partai Komunis yang berkuasa mengambil kendali China daratan sementara Republik China Chiang Kai-shek memindahkan pemerintahannya ke Taiwan.
Selama beberapa tahun, Taiwan diizinkan mengembangkan ekonominya sendiri.