TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkap alasan hasil serangan balasan ke Rusia yang kurang maksimal.
Presiden Zelensky menghubungkan penundaan pasokan senjata yang menyebabkan hasil serangan balasan yang kurang baik untuk Ukraina.
Ia juga menyoroti kurangnya pelatihan tentara Ukraina untuk mengoperasikan senjata yang dijanjikan oleh sekutu Barat.
“Kami memang memiliki rencana untuk memulai (serangan balasan) di musim semi, tapi kami tidak melakukannya, karena sejujurnya, kami tidak memiliki cukup amunisi dan persenjataan dan tidak cukup brigade yang terlatih dengan baik dalam senjata ini,” kata Zelensky kepada Fareed Zakaria dari CNN Internasional, Minggu (23/7/2023).
Presiden Zelensky menambahkan, pengadaan latihan tentara Ukraina di luar wilayah Ukraina semakin berkontribusi pada penundaan itu.
Menurutnya, penundaan serangan balasan ini menguntungkan Rusia karena mereka bisa membangun garis pertahanan.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-516: Putin Klaim Serangan Balasan Ukraina Gagal
"Ini memungkinkan Rusia untuk menambang semua tanah kami dan membangun beberapa garis pertahanan, sehingga memaksa militer Ukraina untuk memperlambat serangan balasan kami," katanya.
Presiden Ukraina itu tidak ingin kehilangan pasukan dan senjata jika nekat melakukan serangan balasan dengan peralatan seadanya pada waktu itu.
"Kami tidak ingin kehilangan orang-orang kami, personel kami," kata Presiden Zelensky, dikutip dari RT.
Baca juga: Rusia Gagalkan Serangan 2 Drone Ukraina di Moskow setelah Kyiv Luncurkan 17 Drone ke Krimea
Sebelumnya, Presiden Zelensky juga memberikan alasan yang sama di Forum Keamanan Aspen pada Jumat (21/7/2023).
Ia menjelaskan, Ukraina ingin melakukan serangan balasan pada musim semi, tapi menundanya karena kurang amunisi dan pelatihan.
Pemimpin Ukraina itu menyiratkan kemenangan sudah dekat.
Sementara pejabat Departemen Keamanan Amerika Serikat (AS), Pentagon, telah menekankan, terlalu dini untuk menganggap serangan balasan sebagai "kegagalan".
AS telah menolak untuk memasok Ukraina dengan ATACMS atau F-16 jarak jauh.
Selain itu, AS menjelaskan, mereka tidak ada waktu atau uang untuk melatih Ukraina untuk terbang dan merawat pesawat F-16 tepat waktu untuk serangan balasan ke Rusia.
AS: Serangan Balasan Ukraina ke Rusia akan Berlangsung Beberapa Bulan
Baca juga: Vladimir Putin Sambut Presiden Belarusia, Sebut Serangan Balik Ukraina Gagal
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, memperkirakan serangan balasan Ukraina dapat berlangsung selama beberapa bulan.
Ukraina mengatakan telah merebut kembali sekitar 50 persen wilayah yang awalnya direbut Rusia dalam invasinya.
AS mengatakan, Ukraina belum bisa dikatakan gagal karena serangan balasan masih dalam fase awal.
"Serangan balasan masih dalam hari-hari yang relatif awal," kata Antony Blinken kepada CNN Internasional.
Ia mengatakan, pasukan Ukraina dalam pertarungan yang sangat sulit untuk merebut lebih banyak wilayah karena Rusia menempatkan pertahanan yang kuat.
"Itu tidak akan dimainkan selama satu atau dua minggu ke depan. Kami akan melihat, saya pikir, dalam beberapa bulan," lanjutnya.
Antony Blinken juga memastikan Ukraina akan mendapatkan pesawat tempur F-16 seperti yang mereka harapkan, seperti diberitakan NHK Japan.
Namun, fokus AS saat ini adalah memastikan Ukraina sudah terlatih dengan baik agar dapat merawat dan menggunakannya dengan baik.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)