News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PBB Menyebut Bulan Juli Ini Jadi Bulan Terpanas yang Pernah Tercatat Dalam Sejarah

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

seorang pria mendinginkan diri di taman bermain air umum di sebuah taman di timur Tokyo pada 16 Juli 2023, saat suhu di pertengahan 30-an Celcius (pertengahan hingga 90-an F) membakar ibu kota negara. Ilustrasi suhu panas - Juli tahun ini ditetapkan menjadi bulan terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah dunia oleh pemantau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa.

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Juli tahun ini ditetapkan menjadi bulan terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah dunia oleh pemantau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa (UE), Kamis (27/7/2023).

Kemungkinan besar suhu panas yang melanda pada bulan Juli ini juga belum pernah terjadi sebelumnya selama ribuan tahun.

PBB memperingatkan kemungkinan iklim dunia yang lebih buruk di masa depan.

Menukil AFP, panas yang diintensifkan oleh pemanasan global telah membakar sebagian Eropa, Asia, dan Amerika Utara bulan ini.

Hal ini juga dikombinasikan dengan kebakaran hutan yang menghanguskan Kanada dan sebagian Eropa selatan.

"Era pemanasan global telah berakhir, era pendidihan global telah tiba," kata Sekjen PBB Antonio Guterres kepada wartawan di New York.

Organisasi Meteorologi Dunia atau WMO dan Layanan Perubahan Iklim Copernicus (C3S) Eropa mengatakan Juli 2023 akan menjadi bulan terpanas sejak tahun 1940-an.

Baca juga: Pakar Ingatkan Bahaya Gelombang Panas, Munculkan Dampak Serius Pada Kesehatan

Tiga minggu pertama bulan Juli telah mencatat suhu rata-rata global di atas periode komparatif apa pun.

Carlo Buontempo, Direktur C3S, mengatakan suhu pada periode tersebut "luar biasa".

Dengan anomali yang begitu besar, para ilmuwan yakin rekor tersebut telah dipecahkan bahkan sebelum bulan berakhir.

Di luar catatan resmi ini, dia mengatakan data proksi untuk iklim lebih jauh, seperti pada ukuran lingkaran pohon, atau inti es menunjukkan suhu yang terlihat pada periode tersebut "belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kita dalam beberapa ribu tahun terakhir".

Bahkan mungkin lebih lama "di urutan 100.000 tahun" katanya.

Sekitar 1,2 derajat Celcius pemanasan global sejak akhir 1800-an, didorong oleh pembakaran bahan bakar fosil, telah membuat gelombang panas menjadi lebih panas, lebih lama, dan lebih sering, serta mengintensifkan cuaca ekstrem lainnya seperti badai dan banjir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini