Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Kepala badan manajemen darurat Maui, Herman Andaya dikabarkan mengundurkan diri pada Kamis (17/8/2023), sehari setelah dia membela keputusannya untuk tidak mengaktifkan sirene saat kebakaran hutan merenggut lebih dari 100 nyawa.
Andaya beralasan tidak dibunyikannya sirene peringatan bahaya tersebut karena sirene tersebut hanya digunakan saat bencana tsunami melanda sehingga masyarakat dapat mencari tempat yang lebih tinggi.
“Melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi akan berbahaya selama kebakaran hutan,” katanya.
Baca juga: Kematian akibat Kebakaran Hutan di Maui Hawaii Mencapai 80 Orang, Butuh Rp92 Triliun untuk Perbaikan
“Kami takut orang-orang akan berkata ‘mauka',” sambungnya. Mauka sendiri merupakan bahasa Hawaii yang berarti lereng gunung.
Beberapa saat setelah Andaya mengundurkan diri, Walikota Maui County Richard Bissen mengatakan pihaknya akan segera mengumumkan penggantinya.
"Mengingat gawatnya krisis yang kita hadapi, tim saya dan saya akan menempatkan seseorang di posisi kunci ini secepat mungkin," kata Bissen dalam sebuah pernyataan, Kamis (17/8/2023).
Hingga saat ini, 111 orang dinyatakan tewas dalam kebakaran hutan yang melanda pulau terbesar kedua di Hawaii. Jumlah korban tewas diperkirakan masih akan bertambah karena tim evakuasi masih terus menyisir reruntuhan kota bersejarah Lahaina yang hancur.
Sementara itu, Jaksa Agung Hawaii, Anne Lopez mengatakan pihaknya akan memanggil penyelidik independen untuk meninjau tanggapan negara bagian dan lokal terkait kebakaran hutan.
"Ini akan menjadi tinjauan yang tidak memihak dan independen," katanya.
Baca juga: Penuturan Korban Badai Api Maui Lahaina Hawaii: Rumah Terbakar, Terjebak Api dan Lari ke Pelabuhan
Adapun Gubernur Hawaii Josh Green menegaskan peninjauan tersebut bukanlah investigasi kriminal.
"Ini sama sekali bukan investigasi kriminal," kata Green.
“Saat ini kami sedang bekerja untuk mencari tahu bagaimana kami dapat memastikannya aman saat kami melewati musim badai, karena kami menghadapi kenyataan bahwa akan ada kebakaran lainnya selama beberapa dekade mendatang,” pungkasnya.