News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kematian 1 Anak Laki-laki di Israel Selamatkan 4 Nyawa Anak-anak Lainnya Melalui Donasi Organ

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Shoham David Turgeman. Seorang anak laki-laki di Israel dinyatakan mati otak setelah tenggelam pekan lalu saat berlibur di hotel bersama keluarganya. Organnya didonasikan.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang anak laki-laki berusia empat tahun meninggal di Soroka University Medical Center, Beersheba, Israel akibat tenggelam.

Keputusan orang tuanya untuk menyetujui mentransplantasikan empat organnya, rupanya dapat menyelamatkan anak-anak lainnya.

Mengutip The Jerusalem Post, terlepas dari upaya dokter Soroka untuk menyelamatkannya selama beberapa hari, Shoham David Turgeman akhirnya dinyatakan mati otak.

Setelah orang tua Shoham diminta oleh koordinator transplantasi rumah sakit untuk menyumbangkan organnya, mereka setuju.

Keempat operasi transplantasi dilakukan di Pusat Medis Anak Schneider di Petah Tikva.

Operasi berlangsung pada malam tanggal 14 Agustus hingga keesokan harinya.

Baca juga: Ahli Bedah AS Eksperimen Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia yang Mati Otak

Seorang anak laki-laki berusia empat tahun menerima jantung Shoham.

Seorang gadis berusia enam tahun mendapatkan hatinya.

Sementara kedua ginjalnya diberikan kepada seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dan seorang gadis berusia 13 tahun.

Ofer Schiller, seorang dokter senior di unit perawatan intensif jantung rumah sakit, mengatakan bahwa penerima jantung, Ofek Cohen, tiba di Schneider dalam kondisi gagal jantung stadium akhir, dilansir timesofisrael.com.

Sebelum transplantasi, dia telah terhubung selama berbulan-bulan ke alat bantu ventrikel Jantung Berlin, yang mengambil alih fungsi pemompaan jantung hingga tersedia jantung donor.

“Pemberitahuan bahwa jantung tersedia untuk Ofek datang sebagai kejutan, dan seperti setiap transplantasi dalam keadaan seperti ini, staf dan keluarga sangat gembira dan bersemangat, sekaligus penuh kesedihan bagi keluarga pendonor."

"Orang tua mulia dari anak laki-laki yang meninggal dengan cara yang begitu tragis memberikan keajaiban dan kesempatan hidup bagi Ofek dan keluarganya,” kata Schiller.

Ronit, ibu Ofek, mengatakan dia sangat berterima kasih kepada keluarga pendonor yang luar biasa itu.

"Pada saat terburuk dalam hidup, mereka memilih untuk memberikan kehidupan anak saya.”

Sementara itu saat pemakaman Shoham, sang ayah berpidato:

Shoham David Turgeman (Dokumentasi keluarga Turgeman via jpost)

Baca juga: Tingkat Keberhasilan Transplantasi Ginjal di Indonesia Diklaim di Atas 95 Persen

“Saya ingin Anda tahu, Shoham sayangku, bahwa dua jam yang lalu saya dipanggil untuk memberi tahu bahwa jantungmu masih berdetak dalam anak laki-laki berusia empat tahun sepertimu."

"Terima kasih atas apa yang kamu berikan dan tinggalkan untuk kami di dunia.”

Nyawa terselamatkan di Kota Dimona

Sementara itu dalam kejadian terpisah pada Rabu (16/8/2023), seorang gadis 3 tahun tenggelam di sebuah kolam pribadi di kota Dimona.

Pasangan suami istri yang menemukan gadis itu langsung menariknya keluar dan menelepon layanan darurat untuk meminta bantuan.

Zion Rosolio dan istrinya Rachel, keduanya adalah sukarelawan teknisi medis darurat (EMT) terlatih dengan United Hatzalah (UH).

Mereka menerima peringatan pada perangkat komunikasi mereka yang memberi tahu mereka tentang keadaan darurat tersebut.

“Kami sedang duduk di rumah, makan siang bersama anak-anak kami ketika kami mendapat peringatan itu,” jelas Zion.

“Kami bergegas ke mobil kami dan pergi ke alamat yang hanya beberapa blok jauhnya."

"Ibunya berdiri di luar dan dengan cepat mengantar kami ke dalam rumah."

Sukarelawan United Hatzalah (UH) (UNITED HATZALAH)

Baca juga: Tak Bisa Sembarangan, Ketahui Kriteria Calon Penerima Transplantasi Ginjal

"Ketika kami menemukan gadis muda itu, dia sudah membiru dan tidak memiliki denyut nadi.”

Rachel mulai menekan dada balita itu, sementara Zion menyambungkan masker katup kantong dan mulai memberikan bantuan ventilasi.

“Kami adalah responden pertama yang tiba."

"Kami terus melakukan CPR resusitasi kardiopulmoner pada gadis itu sendiri sampai sukarelawan lain tiba,” tambah Zion.

Moishe Francoise, yang kebetulan berada di Dimona untuk bekerja dan baru saja menyelesaikan kursus pelatihan EMT tiga hari sebelum kejadian, bergabung dengan Rosilio di tempat kejadian dan membantu upaya penyelamatan.

“Ambulans datang enam atau tujuh menit kemudian,” kata Zion.

“Mereka juga bergabung dengan upaya kami untuk menyelamatkan gadis itu, dan itu terbayar."

"Setelah beberapa menit, rona wajah gadis itu mulai kembali normal dan denyut nadinya kembali."

"Akhirnya, dia mulai bernapas.”

Rachel menambahkan: “Sungguh ajaib denyut nadinya kembali."

"Dia dibawa ke Soroka dalam kondisi serius namun stabil."

"Beberapa saat kemudian di sore hari, saya mendengar dari salah satu dokter di rumah sakit bahwa keadaan gadis itu telah membaik dan dia mulai bernapas sendiri."

"Kami sangat bersyukur berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat untuk membantu."

Zion menyimpulkan dengan mengatakan, “Kami mengenal keluarga tersebut, mereka berasal dari komunitas kami."

"Saya sangat senang bahwa kami dapat membantu hari ini, dan semoga mencegah terjadinya tragedi serius."

"Ini bukan pertama kalinya saya melakukan CPR pada seorang anak."

"Beberapa tahun yang lalu, ketika seorang anak ditinggal di dalam mobil yang panas, saya menanggapi kejadian itu, tetapi sayangnya, anak itu tidak selamat."

"Kali ini, kami dapat membantu dan menyelamatkan nyawa anak tersebut."

"Untuk itu, saya sangat berterima kasih.”

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini