Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Korea Utara akan meluncurkan satelit pengintai militer keduanya dalam beberapa hari mendatang. Sebelumnya, pada Mei 2023 lalu Pyongyang juga telah meluncurkan satelit pengintaian militer pertama, namun roket peluncur satelit Chollima-1 justru jatuh ke laut.
Jepang, Amerika Serikat (AS), dan Korea Selatan mengecam peluncuran tersebut sebagai pelanggaran terhadap resolusi PBB dan melarang negara itu menggunakan teknologi rudal balistik.
Kantor Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan Pyongyang telah memberi tahu Jepang tentang peluncuran yang direncanakan, dan bahwa Kishida telah menginstruksikan pemerintahnya untuk bekerja sama dengan AS, Korea Selatan, dan negara lain untuk mendesak pembatalannya.
“Kami mendesak Korea Utara untuk menahan diri dan tidak melakukan peluncuran,” tulis kantor Kishida di platform X.
Penjaga Pantai Jepang mengatakan “peluncuran roket satelit” akan dilakukan antara tanggal 24 hingga 31 Agustus 2023, dengan tiga wilayah yang ditetapkan berbahaya yakni Laut Kuning, Laut Cina Timur, dan perairan timur pulau Luzon, Filipina.
Baca juga: Korut akan Uji Coba Peluncuran Rudal 24 Agustus, Penjaga Pantai Jepang Keluarkan Peringatan Navigasi
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah menjadikan pengembangan satelit pengintai militer sebagai prioritas dari rencana modernisasi militernya.