TRIBUNNEWS.COM -- Dugaan skandal korupsi yang menimpa Kementerian Pertahanan Ukraina akhirnya menjadi bumerang bagi pemimpinnya.
Menteri Pertahanan Aleksey Reznikov segera dilengserkan oleh Presiden Ukraina Vladimir Zelensky.
Presiden Zelensky mengatakan dalam pidato videonya pada Minggu (3/9/2023) kemarin.
Baca juga: Putin Tak Gertak Sambal, Rusia Aktifkan Mode Tempur Rudal Sarmat RS-23: Satan 2 Gerbang Era Nuklir?
Zelensky menegaskan, keputusan tersebut akan dipertimbangkan oleh parlemen negara itu minggu depan.
Kemudian Presiden mengusulkan Rustem Umerov sebagai penggantinya. Umerov adalah kepala Dana Milik Negara Ukraina saat ini,
Menjelaskan keputusannya, Zelensky mengatakan Kementerian Pertahanan “memerlukan pendekatan baru dan format interaksi baru baik dengan militer maupun masyarakat secara keseluruhan.”
Presiden mengatakan bahwa Umerov “terkenal” di parlemen dan oleh karena itu tidak memerlukan pengenalan lebih lanjut.
“Saya berharap parlemen mendukung pencalonan ini,” kata Zelensky.
Umerov, seorang pengusaha Ukraina asal Tatar Krimea, mengambil alih kepemimpinan Dana Milik Negara pada musim gugur lalu. Dia sebelumnya menjabat sebagai penasihat mantan ketua Mejlis Rakyat Tatar Krimea, Mustafa Dzhemilev.
Organisasi ini telah dilarang di Rusia sejak tahun 2016 karena aktivitas ekstremis dan hubungannya dengan kelompok ekstremis dan teroris lainnya.
Pemecatan Reznikov telah menjadi subyek rumor yang luas disebutkan oleh media selama beberapa minggu terakhir, dengan beberapa calon penerus, termasuk Umerov.
Baca juga: Kenang Sang Nenek Ditembak Mati Tentara Nazi, Vladimir Putin: Rusia Tidak Terkalahkan
Beberapa dari mereka yang teridentifikasi, yaitu Menteri Infrastruktur Aleksandr Kubrakov dan Menteri Industri Strategis Aleksandr Kamyshin, dilaporkan menolak tawaran pekerjaan tersebut.
Reznikov diangkat menjadi Menhan Ukraina pada November 2021, tak lama sebelum konflik antara Rusia dan Ukraina pecah.
Masa jabatannya telah dirusak oleh berbagai skandal korupsi, terutama yang melibatkan pengadaan peralatan dan bahan makanan untuk militer negara tersebut dengan harga yang melambung secara tidak wajar.