Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memastikan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN tidak akan terganggu dengan absennya Myanmar.
Pembukaan sesi pleno pada KTT ke-43 ASEAN digelar di JCC, Jakarta pada hari ini, Selasa (5/9/2023).
"Enggak (terganggu) tetap, tetap jalan," ujar Moeldoko di Media Center ASEAN, JCC, Jakarta, Selasa (5/9/2023).
Menurut Moeldoko, Presiden Joko Widodo telah berperan bahwa ASEAN merupakan sebuah kapal besar.
Sehingga perbedaan antar anggota tidak berarti sebagai bagian dari perpecahan.
"Disampaikan Pak Presiden bahwa sebagai kapal besar ASEAN ini, bukan berarti perbedaan itu bagian dari perpecahan karena perbedaan justru wajar dalam sebuah area demokrasi dan ini ASEAN diharapkan tetap bertumbuh sebagaimana mestinya," tutur Moeldoko.
Baca juga: Presiden Jokowi Sebut Ekonomi Digital ASEAN Bakal Tumbuh Hingga 1 Triliun Dollar AS pada 2030
Moeldoko enggan untuk menjelaskan secara rinci alasan ketidakhadiran Myanmar pada KTT ASEAN.
"Nanti dari Bu Menlu berikan penjelasan yang lebih konkret. Pasti ada alasan-alasan lain," pungkas Moeldoko.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka sesi pleno dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di JCC, Jakarta.
Dalam sesi pleno tersebut, hadir para pemimpin negara di kawasan ASEANdi antaranya Perdana Menteri (PM) Laos Sonexay Siphandone, PM Kamboja Hun Manet, Ketua Delegasi Thailand Sarun Charoensuwan, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Malaysia Anwar Ibrahim, PM Vietnam Pham Minh Chinh, PM Timor-Leste Xanana Gusmao, PM Cook Islands Mark Brown, Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin, dan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah.