TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris menyatakan ketertarikannya menjalin kemitraan strategis dengan Indonesia.
Ini diungkapkan di sela pertemuan para pemimpin dunia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN.
Pernyataan tersebut disampaikan Kamala Harris saat menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Ruang Kakatua, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (06/09/2023).
Kemala Harris menilai Indonesia sebagai salah satu negara yang memegang peran penting dalam membantu meningkatkan kemakmuran dan keamanan di kawasan Asia Tenggara.
Hal tersebut ditandai dengan pulihnya perekonomian Indonesia hingga menyentuh ke level 5,17 persen secara tahunan (yoy) di kuartal kedua 2023.
Mengalahkan ekonomi Singapura yang hanya tumbuh 0,7 persen, sementara ekonomi Filipina berada dikisaran 4,3 persen, Malaysia melesat tipis sebesar 5,6 persen dan Vietnam 4,14 persen.
Tingkat inflasi Indonesia juga terus menunjukan pemulihan hingga turun di bawah 4 persen. Alasan ini yang membuat AS kepincut untuk meningkatkan arus bisnis dengan Indonesia melalui bingkai ekonomi Indopasifik.
“Indonesia adalah mitra dan teman penting bagi Amerika Serikat. Kami memiliki persahabatan dan hubungan jangka panjang yang membantu meningkatkan kemakmuran dan keamanan bagi negara kami dan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” ujar Kamala Harris dikutip dari Setkab RI.
“Saya menilai kepemimpinan Indonesia telah menjadikan ASEAN sebagai prioritas untuk memberikan hasil nyata dengan penekanan khusus pada pertumbuhan ekonomi,” ucap Haris.
Selain sektor bisnis, AS rencananya akan terus bekerja sama dengan Indonesia untuk membangun ketahanan rantai pasok, termasuk pada sektor mineral yang penting.
Untuk mempererat kemitraan strategis, Amerika turut mendorong perluasan akses pasar melalui skema generalized system of preferences (GSP) dan merealisasikan kerjasama rantai pasok yang telah disepakati sebelumnya.
"Ke depan, kami juga berharap dapat bekerja sama dengan Anda untuk meningkatkan arus bisnis antar negara kita, termasuk melalui kerangka ekonomi Indo-Pasifik. Kami yakin kemitraan kita akan tumbuh semakin kuat dalam hitungan tahun dan dekade, " jelas Harris.(Tribunnews.com/Namira Yunia Lestanti)