TRIBUNNEWS.COM - Miliarder teknologi Amerika, Elon Musk, menanggapi kritik atas berita dirinya yang "mengkhianati" Ukraina karena mematikan terminal Starlink, yang menggagalkan serangan terhadap armada angkatan laut Rusia di Pelabuhan Sevastopol, Krimea, pada 2022.
Elon Musk mengatakan, dia adalah warga negara Amerika dan tidak berkewajiban berperang untuk Ukraina.
“Saya adalah warga negara Amerika Serikat dan hanya memiliki paspor itu,” kata Elon Musk dalam sebuah postingan di platform media sosial X (dulu Twitter), Senin (11/9/2023).
“Apa pun yang terjadi, saya akan berjuang dan mati di Amerika,” tambahnya.
Dia menambahkan, "Mengingat Kongres AS belum menyatakan perang terhadap Rusia, jika ada yang berkhianat, merekalah yang menyebut saya seperti itu. Tolong beritahu mereka dengan jelas.”
Baca juga: Sangkal Jadi Komplotan Rusia, Elon Musk Klaim Nonaktifkan Jaringan Starlink demi Cegah PD III
Ukraina Kritik Elon Musk
Sebelumnya, buku biografi terbaru Elon Musk menyebut keputusannya pada tahun lalu untuk mencegah jaringan satelit Starlink miliknya digunakan untuk memandu drone angkatan laut Ukraina dalam serangan terhadap Armada Laut Hitam Rusia di pantai Krimea.
Ketika berita penolakan Elon Musk terungkap minggu lalu, media AS menyatakan dia telah berkhianat.
Penasihat Presiden Ukraina, Mikhail Podoliak, menuduhnya “melakukan dan mendorong kejahatan.”
Sistem komunikasi berbasis satelit Starlink, yang dioperasikan oleh perusahaan milik Elon Musk, SpaceX, telah dikerahkan di Ukraina tidak lama setelah negara itu diinvasi oleh Rusia pada Februari 2022.
Jaringan tersebut, yang membantu semakin banyak tentara berteknologi tinggi untuk beroperasi di wilayah di mana sarana komunikasi lain tidak berfungsi, merupakan alat medan perang utama bagi Ukraina.
Elon Musk Tolak "Terlibat Perang"
Baca juga: Dikecam karena Gagalkan Serangan Ukraina ke Rusia, Elon Musk Bantah Matikan Satelit Starlink
Sementara itu, Elon Musk menyatakan keprihatinannya atas jaringannya yang digunakan untuk tujuan ofensif dan berpotensi berperan dalam memicu konflik yang lebih luas.
Sehingga, dia menolak permintaan Ukraina untuk memperluas cakupan Starlink di negara itu hingga ke Sevastopol.
“Ada permintaan darurat dari otoritas pemerintah (Ukraina-red) untuk mengaktifkan Starlink hingga Sevastopol. Tujuan yang jelas adalah untuk menenggelamkan sebagian besar armada Rusia yang sedang berlabuh,” kata Elon Musk di media sosial X, Kamis (7/9/2023).
“Jika saya menyetujui permintaan mereka, maka SpaceX akan secara eksplisit terlibat dalam tindakan besar perang dan eskalasi konflik,” tambahnya.
Baca juga: Biografi: Elon Musk Perintahkan Starlink Dimatikan saat Ukraina Serang Kapal Rusia
Pembawa acara CNN Internasional, Jake Tapper, berargumen pada Minggu (10/9/2023), Elon Musk telah “secara efektif menyabotase” sekutu Amerika.
Dia bertanya kepada Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, apakah miliarder itu harus menghadapi “dampak.”
Antony Blinken menolak untuk mengutuk Elon Musk dan menunjukkan Starlink telah menjadi alat penting bagi pertahanan Ukraina.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)