TRIBUNNEWS.COM - Ukraina melancarkan 10 rudal dan tiga kapal tanpa awak untuk menyerang armada Rusia di Laut Hitam, Krimea.
Dilansir BBC, serangan Ukraina tersebut menyebabkan galangan kapal Sevastopol mengalami kebakaran.
Peristiwa itu kemudian mengakibatkan 24 orang terluka.
Rusia juga mengatakan dua kapalnya rusak akibat terkena rudal jelajah.
Sementara itu, Gubernur Moskow, Mikhail Razvozhayev, mengeklaim sebagian besar senjata berhasil dicegat.
Terlihat api melahap sebuah kapal di pelabuhan Laut Hitam, kejadian itu dibagikan oleh Razvozhayev di Telegram.
Kebakaran itu diperkirakan terjadi di area di mana kapal-kapal sedang menjalani perbaikan.
Namun, masih belum jelas apakah kerusakan kapal berada di dok kering, termasuk kapal selam, yang mengalami kerusakan.
BBC kemudian menambahkan bahwa mereka belum memverifikasi kejadian tersebut.
Tetapi fakta menunjukkan bahwa beberapa misil berhasil menembus pertahanan udara Rusia.
Misil-misl itu membuat kerusakan besar yang menyebabkan kekhawatiran di pihak Moskow.
Rusia mampu mencegat tujuh rudal dan menghancurkan tiga kapal tanpa awak milik Ukraina.
Sedangkan Kyiv belum memberikan komentar terkait serangan tersebut.
Krimea merupakan wilayah Ukraina yang secara ilegal dicaplok oleh Rusia pada 2014.
Serangan itu menunjukkan pergolakan kedua negara untuk menguasai perairan tersebut.
Ukraina secara konsisten menunjukkan tujuannya untuk merebut kembali semenanjung itu.
Sebelumnya, Ukraina telah menargetkan Sevastopol dan armada Laut Hitam.
Namun serangan ini tampaknya merupakan salah satu serangan paling terpadu sejauh ini.
Soal senjata apa yang digunakan dalam serangan ini juga masih menjadi pertanyaan.
Diperkirakan bahwa rudal jarak jauh yang dipasok dari Barat merupakan senjata yang digunakan oleh Ukraina, tetapi rudal Neptunus buatan sendiri juga bisa digunakan.
Rudal Neptunus terkenal digunakan untuk menenggelamkan Moskva, kapal andalan armada Laut Hitam.
(Tribunnews.com/Deni)