Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Usai menggelar kunjungan ke situs peluncuran roket luar angkasa Kosmodrom Vostochny, Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengajak pimpinan tertinggi di Rusia Vladimir Putin untuk melakukan perjalanan ke Pyongyang pada waktu yang tepat.
Undangan tersebut diberikan Kim kepada Putin sambil bersulang saat jamuan makan malam yang digelar di Rusia, Kim menjelaskan undangan dimaksudkan untuk menandai keharmonisan hubungan aliansi yang saat ini tengah dijalin antara Korut dan Rusia.
“Putin menerima undangan tersebut dengan senang hati dan menegaskan kembali keinginannya untuk selalu meneruskan sejarah dan tradisi persahabatan Rusia-DPRK,” kata kantor berita Korea Utara KCNA.
Baca juga: Pemimpin Korut Kim Jong Un Temui Vladimir Putin di Vladivostok, Apa yang Mereka Bicarakan?
Meski pertemuan kedua diktator ini mendapat respon negatif hingga ancaman dari sejumlah negara sekutu Amerika, namun hal tersebut tak lantas membuat hubungan Rusia-Korut pupus.
Justru selama beberapa tahun terakhir hubungan Rusia-Korut kian lengket, tak tanggung – tanggung sebagai bentuk dukungan kepada Rusia pemerintah Korut bahkan dengan tegas mengutuk tindakan Barat yang belakangan gencar melemparkan sanksi panas akibat konflik invasi yang Ukraina.
“Kami di pihak Rusia, kami yakin bahwa tentara dan rakyat Rusia akan meraih kemenangan besar dalam perjuangan yang adil untuk menghukum kelompok-kelompok jahat yang mengejar hegemoni, ekspansi, dan ambisi, ujar Kim saat menggelar perjamuan makan malam dengan Putin pada Rabu (13/9/2023).
Selain memperkuat hubungan, lawatan Kim ke Rusia dimaksudkan untuk melobi presiden Putin agar Moskow dapat membantu Pyongyang membangun satelit mata-mata yang sangat penting bagi pengembangan senjata Korea Utara.
“Ada kemungkinan bahwa Korea Utara mendorong untuk berpartisipasi dalam proses produksi satelit, daripada hanya memperoleh produk jadi, untuk melakukan transfer teknologi secara alami,” Yang Uk, pakar militer di Institut Studi Kebijakan Asia Korea Selatan.
Sebelum hubungan Rusia dan Korut terjalin, kedua negara ini sempat renggang akibat program nuklir yang digagas Presiden Kim. Rusia bahkan sempat ikut menjatuhkan sanksi internasional kepada Korut.
Baca juga: Sevastopol Kena Rudal: Ukraina Balas Kirim Salam ke Kim Jong Un, Rusia Dihantam Storm Shadow Inggris
Namun sejak 2018, Kim mulai berupaya memperbaiki hubungan dengan Rusia yang telah lama menjadi sekutunya. Saat itu kedua negara ini berambisi untuk memperkuat kerja sama strategis dan taktis dalam menghadapi ancaman militer serta tirani imperialis dari Amerika.
“Pemimpin Korea Utara menekankan pentingnya persahabatan tradisional dan strategis DPRK-Rusia, dengan mengatakan hal itu sangat mendorong perjuangan yang adil untuk mencapai kemerdekaan melawan imperialisme,” jelas laporan KCNA.