Tujuannya adalah untuk memberikan dosis radiasi yang lebih tinggi sekaligus menjaga penyakitnya agar tidak mengenai organ di sekitarnya.
Ia juga menjalani ileostomi selama tiga bulan, sebuah pembedahan di perut yang memasukkan sepotong ileum, bagian terbawah dari usus kecil, ke luar dinding perut untuk membuat stoma.
Makanan yang dicerna kemudian melewati stoma ke dalam kantong eksternal, bukan melalui rektum dan anus.
Rollins mengalami beberapa efek yang tersisa dari pengobatannya, seperti kerusakan saraf di tangannya.
Ia sekarang mendorong orang lain untuk angkat bicara ketika mereka merasa ada sesuatu yang tidak beres.
"Sekarang saya telah terkena penyakit ini dan berjuang untuk sembuh," katanya.
Baca juga: Kanker Usus Besar Peringkat Keempat di Indonesia, Pasien Datang Pada Stadium Tinggi
Penyakit Mematikan
Kanker usus besar dan rektum adalah jenis kanker ketiga yang paling umum di Amerika dan penyebab kematian ketiga pada pria dan wanita.
American Cancer Society (ACS) memperkirakan sekitar 153.000 kasus kanker kolorektal akan terdeteksi tahun ini, termasuk 19.500 di antaranya berusia di bawah 50 tahun.
Sekitar 52.550 orang diperkirakan meninggal karena penyakit ini.
Para ahli masih berupaya mengungkap penyebab epidemi yang menghancurkan ini.
Ahli umumnya menyalahkan pola makan yang tidak sehat, konsumsi alkohol, dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak sebagai penyebab perubahan ini.
Sebuah studi dari Klinik Cleveland menunjukkan bahwa makan daging merah dan gula dapat meningkatkan kemungkinan anak muda terkena kanker kolorektal.
Namun, beberapa penelitian menunjukkan sebaliknya.
Misalnya. sebuah studi pada tahun 2021, menemukan bahwa pasien kanker yang menyerang sejak dini cenderung tidak mengalami obesitas atau perokok dibandingkan pasien yang lebih tua.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)