Pameran tersebut sekaligus memperingati 75 tahun berdirinya angkatan bersenjata Korea Selatan, empat hari sebelum peringatan sebenarnya pada tanggal 1 Oktober.
Kemudian pada sore harinya, parade akan berpindah ke Gwanghwamun di pusat kota Seoul untuk prosesi militer skala besar.
Baca juga: Parade Militer Korea Utara: Kantor Kim Jong-Un Berhias Foto Raksasa Putin, Rudal Bisa Jangkau AS
Tim aerobatik Black Eagles Angkatan Udara dan helikopter serang Apache akan melakukan terbang di atas pasukan.
Seorang pejabat Korea Selatan mengatakan parade negaranya akan diadakan dengan tema “militer yang kuat, keamanan yang kuat, dan perdamaian melalui kekuatan”.
Hal ini dilakukan untuk menunjukkan kekuatan negaranya dalam mempertahankan perbatasannya dan mengirimkan pesan kepada Korea Utara dalam menghadapi provokasi yang semakin meningkat, kata pejabat tersebut.
Biasanya, Korea Selatan mengadakan parade militer setiap lima tahun untuk memperingati Hari Angkatan Bersenjata.
Tetapi acara tersebut dihentikan pada masa pemerintahan liberal Moon Jae-in, yang mendorong rekonsiliasi antar-Korea.
Namun upacara kali ini, akan lebih dari sekedar peringatan.
Presiden saat ini, Yoon Suk-yeol telah berjanji untuk mengambil sikap keras terhadap Korea Utara ketika ia berkuasa.
Keputusan untuk mengadakan parade tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di semenanjung Korea.
Korea Utara juga semakin gencar memperkuat hubungan diplomatik dan militernya dengan Rusia.
Kim Jong Un meninggalkan Korea Utara untuk pertama kalinya dalam empat tahun beberapa hari yang lalu.
Baca juga: Tinjau Pabrik Militer di Rusia, Kim Jong Un dan Vladimir Putin Bertukar Hadiah Senjata
Ia berkunjung ke Rusia dengan kereta lapis baja untuk bertemu Vladimir Putin.
Kedua pemimpin itu kemungkinan menandatangani kesepakatan senjata yang memungkinkan Korea Utara memasok amunisi kepada Rusia untuk melawan Ukraina.
Sementara itu, Rusia membalas dengan memberikan dukungan soal teknologi satelit pengintaiannya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)