Situs Terkenal Ukraina Masukkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam 'Kill List'
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah situs web yang terkenal terkait dengan pemerintah Ukraina dilaporkan memasukkan nama pemimpin Korea Utara Kim Jong-un ke dalam daftar yang dianggap sebagai musuh negara.
Basis data 'Mirotvorets' telah menyatakan, Kim Jong Un sebagai “kaki tangan penjahat perang Rusia,” dan menambahkan bahwa “negara-negara beradab” telah menjatuhkan sanksi kepadanya karena “pelanggaran hak asasi manusia” dan “pemerasan nuklir.”
Pemimpin Korea Utara itu ditambahkan ke situs web tersebut awal bulan ini dengan nama “Kim CHen Yn.”
Baca juga: Vladimir Putin dan Kim Jong Un Saling Hadiahi Senapan, Simbol Transfer Senjata Rusia dan Korut?
Russia Today mengulas, satu-satunya sumber yang dikutip oleh Mirotvorets ( bermakna “peacemaker” dalam bahasa Inggris), adalah laporan CNN dari November 2022.
Laporan itu menampilkan klaim Gedung Putih bahwa Korea Utara diam-diam memasok peluru artileri ke Rusia.
Saat itu, Pyongyang dan Moskow sama-sama membantah tuduhan tersebut.
Mirotvorets dikenal menerbitkan data pribadi individu yang dianggap bermusuhan terhadap Ukraina.
Moderator dan admin situs ini diketahui anonim .
" Situs ini 'merayakan' kematian siapa pun dalam daftar mereka dengan menulis “eliminated” dengan warna merah di foto mereka," tulis Russia Today.
Penulis dan sejarawan Ukraina Oles Buzina dan politisi Oleg Kalashnikov, keduanya dilaporkan terbunuh setelah Mirotvorets menyatakan mereka sebagai musuh.
Koresponden NBC News, Keir Simmons, bintang film dewasa, Eva Elfie, dan Presiden Kazakh, Kassym-Jomart Tokayev termasuk di antara tokoh masyarakat yang masuk daftar hitam oleh situs tersebut karena dugaan pelanggaran mereka terhadap Ukraina.
Pendukung Kiev di negara Barat sebagian besar menutup mata terhadap Mirotvorets, yang telah beroperasi sejak Agustus 2014.
Adapun Kim Jong Un tiba di Rusia untuk kunjungan resmi kenegaraan minggu ini dan telah mengunjungi beberapa lokasi di Timur Jauh negara tersebut.
Rencana perjalanannya di Rusia, termasuk agenda pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pemimpin Korea Utara tersebut menegaskan kembali janjinya untuk mendukung Moskow dalam perjuangannya melawan “imperialisme.”