IAM menambahkan bahwa pihaknya berpegang pada prinsip bahwa bantuan tidak akan digunakan untuk memajukan sudut pandang “politik atau agama tertentu”.
Dikatakan bahwa semua stafnya setuju untuk mematuhi hukum negara.
Baca juga: Taliban Sambut Dubes Baru Tiongkok, Gelar Upacara Mewah di Istana Presiden
IAM berada di bawah pengawasan yang lebih ketat sejak Taliban menguasai Afghanistan dua tahun lalu.
Taliban juga telah menerapkan langkah-langkah keras, di antaranya melarang perempuan Afghanistan mengenyam pendidikan setelah kelas enam dan melarang perempuan memasuki kehidupan publik dan bekerja.
Awal tahun ini, otoritas Taliban menangkap banyak jurnalis dalam upaya untuk membatasi kebebasan pers yang terbatas di negara tersebut.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)