News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tiga Syarat Wajib Bagi Ukraina Kalau Mau Jebol Benteng Pertahanan Rusia, Putin Beri Shoigu Deadline 

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rusia merilis foto tank-tank Ukraina yang hancur di hari-hari pertama serangan balasan dimulai. Rusia memasang banyak ranjau untuk melumpuhkan tank-tank Ukraina yang dipasok Barat untuk kemudian menghujaninya dengan serangan artileri.

Tiga Syarat Wajib Bagi Ukraina Kalau Mau Jebol Benteng Pertahanan Rusia 

TRIBUNNEWS.COM - Para analis perang mengatakan ada tiga syarat wajib bagi Ukraina untuk dapat menjebol garis pertahanan Rusia yang dijaga ketat.

Tiga syarat utama yang harus dipenuhi Ukraina itu adalah:

  1. Rusia tidak memiliki kekuatan tempur dan cadangan yang cukup untuk mempertahankan pertahanannya di wilayah penting Zaporizhzhia;
  2. Ukraina memiliki kekuatan tempur yang cukup untuk terus bergerak maju setelah melemahkan kekuatan tempur Rusia;
  3. Posisi pertahanan Rusia tidak dibentengi atau dipasangi ranjau sebanyak yang telah diperjuangkan Ukraina di wilayah tersebut.

Baca juga: Ukraina Klaim Tewaskan Komandan Armada Laut Hitam Rusia, Orangnya Nongol di Rapat Tinggi Militer

Hal ini diungkapkan oleh Institute for the Study of War, sebuah wadah pemikir berbasis di Washington DC, Amerika Serikat, yang memantau dengan cermat perkembangan perang Rusia melawan Ukraina yang sedang berlangsung.

"Jika salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi, Ukraina tidak akan mampu membuat terobosan yang dibutuhkan pasukannya," kata ISW dikutip Selasa (26/9/2023).

Namun para analis di ISW mengatakan ada “indikator” bahwa sejauh ini kekuatan Kyiv sudah membaik.

Para analis meyakini kalau di Zaporizhzhia barat, sebuah wilayah yang terletak di tenggara Ukraina, Rusia tidak memiliki cukup kekuatan untuk sepenuhnya menjaga pertahanannya secara mendalam.

ISW juga menilai bahwa operasi serangan balasan Ukraina di sekitar kota Bakhmut membuat konsentrasi pasukan Rusia terpecah.

Baca juga: Tiga Brigade Elite Rusia Rontok, Taktik Ukraina Bikin Tentara Moskow Terbelah, Bakhmut di Genggaman 

“Serangan Ukraina di Bakhmut telah membuat pasukan Rusia tetap berkomitmen (tidak bergerak) di Ukraina timur dan menjauh dari front selatan. (Serangan Ukraina) juga membuat Rusia kesulitan membentuk pasukan cadangan strategis,” tulis analisis tersebut.

Namun lembaga tersebut menggarisbawahi, “tidak jelas” apakah Ukraina memiliki cukup kekuatan dan senjata untuk terus menggempur garis pertahanan Rusia di selatan untuk mencapai terobosan operasi di garis depan.

”(Terobosan ini jika terjadi) berarti mendapatkan momentum dengan mengeksploitasi jebolnya pertahanan Rusia dan mendorong pertahanan Rusia jauh lebih mundur ke belakang.

Catatan lain, para analis juga tidak yakin seberapa banyak area di belakang garis depan yang diranjau oleh Rusia sebagai contingency plan kalau pertahanan mereka bisa ditembus.

"Jika Rusia mampu menanam ranjau dan memperkuat posisinya, hal ini dapat menghambat kemajuan Ukraina dalam melakukan serangan balik terhadap posisi Rusia di wilayah pendudukannya," tulis analisis tersebut.

Presiden Rusia Vladimir Putin didampingi oleh Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Valery Gerasimov, Kepala Staf Umum Rusia, mengawasi latihan militer "Kaukasus-2020" di pegunungan Kapustin Yar dekat kota Astrakhan pada 25 September 2020. MIKHAIL KLIMENTYEV /SPUTNIK/AFP (MIKHAIL KLIMENTYEV /SPUTNIK/AFP)

Putin Beri Shoigu Deadline Hentikan Serangan Balasan Ukraina

Sementara itu, sebuah sumber yang digambarkan oleh ISW sebagai "orang dalam" Kremlin mengklaim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah memberi deadline waktu kepada menteri pertahanannya, Sergei Shoigu, hingga awal bulan depan untuk menghentikan serangan balasan Ukraina.

"Putin juga menuntut pasukan Rusia melancarkan operasi ofensif terhadap kota-kota besar, seperti Kherson, Odessa, Kharkiv, atau Dnepropetrovsk," kata sumber Kremlin ke analis ISW.

ISW mencatat bahwa jika kabar adanya permintaan Putin untuk secara dramatis meningkatkan posisi Rusia di garis depan adalah benar adanya , hal ini dapat menjelaskan mengapa pasukan Rusia sering melancarkan serangan balik meskipun hal itu menimbulkan kerugian besar bagi militer Rusia.

(oln/BI/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini