TRIBUNNEWS.COM - Hutan hujan Amazon di Brasil dilanda kekeringan parah.
Akibat sungai Amazon yang mengering, sekitar 500.000 orang terdampak, mengalami kesulitan pangan dan memenuhi kebutuhan lainnya.
Tidak hanya itu, sungai Amazon kini dipenuhi oleh ikan-ikan mati yang mengapung.
Bangkai ikan yang membusuk telah mencemari pasokan air di beberapa daerah.
Sebuah kota yang berjarak dua jam perjalanan dari kota besar Manaus, Brasil yaitu Manacupuru, ikan-ikan keluar dari perairan dangkal.
Kota ini dianggap sebagai pintu gerbang ke Amazon.
Baca juga: Kecelakaan Pesawat di Brasil, 14 Orang Tewas di Amazon
Mengutip dari AlJazeera, bau busuk yang berasal dari air berwarna coklat yang memenuhi udara.
Menurut kesaksian seorang penjaga toko di Manacapuru, Caroline Silva dos Santos, pencemaran air membuat mereka tidak dapat memenuhi kebutuhannya seperti, mandi dan minum.
“Sulit karena pencemaran air. Kami membutuhkan air dalam jumlah banyak untuk mandi. Kami juga meminum airnya, tapi karena terkontaminasi, kami tidak meminumnya,” kata Caroline Silva dos Santos.
Sehingga untuk kebutuhan minum dan mandi, ia mengaku mendapatkan air bersih dari wilayah kota.
“Kami mendapatkan air dengan membawanya dari kota," jelasnya.
Akibat kekeringan yang berdampak di Kota Manacapuru, pemerintah mengumumkan darurat lingkungan dua minggu lalu.
Pemerintah juga meluncurkan bantuan senilai 20 juta dollar atau sekitar Rp 309 milliar.
Otoritas pertahanan sipil mengatakan kekeringan ini akan berdampak dalam waktu yang cukup lama.
Pasalnya ada fenomena iklim El Nino yang menghambat pembentukan awan hujan.
Tidak hanya itu, perubahan iklim ini juga memperburuk kekeringan dengan menjadikannya lebih sering, lebih lama, dan lebih parah.
Suhu yang panas juga membuat air di permukaan, tanah, dan tumbuhan mengering.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Hutan Hujan Amazon