Inggris Ngos-ngosan, Akui Kehabisan Senjata Buat Dikirim ke Ukraina untuk Melawan Rusia
TRIBUNNEWS.COM - Seorang petinggi militer Inggris membuat pengakuan kalau negaranya sudah kehabisan persenjataan untuk dikirim membantu Ukraina melawan Rusia.
Pejabat senior militer itu menyarankan agar Inggris kini menggunakan cara untuk mendorong negara-negara lain meningkatkan bantuan ke Ukraina.
Pengakuan tu datang dari pejabat senior militer yang tidak mau disebutkan namanya dalam lapora The Telegraph yang dilansir Insider dan RT, Selasa (3/10/2023).
“Kami telah memberikan bantuan sebanyak yang kami mampu… Kami akan terus menyediakan peralatan untuk memenuhi kebutuhan Ukraina, namun yang mereka butuhkan saat ini adalah aset-aset pertahanan udara dan amunisi artileri dan kami sudah kehabisan semua itu," kata pejabat senior militer tersebut.
Baca juga: Jor-joran Bantu Ukraina Lawan Rusia, Militer AS Panik Gudang Senjata Kosong Tapi Duit Terbatas
Sumber tersebut juga mengatakan bahwa Inggris bukanlah satu-satunya negara yang mendukung Ukraina.
Karena itu, negara sekutu lain Ukraina seharusnya dapat memberikan lebih banyak dana dan amunisi serta berbagi beban dengan Inggris.
Panglima militer tersebut mengatakan bahwa Inggris tidak dapat mengirim tank Challenger 2 tambahan ke Ukraina.
Hal itu lantaran angkatan bersenjatanya sendiri memerlukan tank tersebut untuk ditingkatkan menjadi Challenger 3.
“Setiap tank yang kami berikan (ke Ukraina) berarti berkurangnya satu tank yang kami miliki,” kata sumber tersebut.
Janji Tinggal Janji
Bulan lalu, Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengatakan bahwa London akan mengirimkan “puluhan ribu” lebih banyak peluru artileri ke Kiev.
Dia menambahkan bahwa Inggris berencana melatih 30.000 tentara Ukraina pada akhir tahun ini.
Pernyataan ini menimbulkan spekulasi kalau Inggris akan mengirimkan tentaranya ke tanah konflik di Ukraina.
Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak kemudian meluruskan kalau pelatihan tentara Ukraina oleh tentara Inggris selama ini dilakukan di luar Ukraina.
Sekutu Barat Ukraina diketahui mulai mengalirkan senjata dan amunisi ke Ukraina tak lama setelah Rusia melancarkan operasi militernya (istilah Moskow untuk invasi) di negara itu pada Februari 2022.
Kremlin telah berulang kali memperingatkan agar tidak terjadi eskalasi lebih lanjut yang mengarah pada keterlibatan langsung NATO dalam konflik tersebut.
(oln/RT/telegraph/BI/*)