TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendesak agar perang serta tindakan kekerasan antarapejuang Hammas dengan tentara Israel segera dihentikan.
"Indonesia mendesak agar perang dan tindakan kekerasan segera dihentikan," kata Jokowi melalui keterangan persnya, Selasa, (10/10/2023).
Hal itu kata Jokowi, untuk menghindari semakin bertambahnya korban manusia dan hancurnya harta benda.
"Karena eskalasi konflik dapat menimbulkan dampak kemanusiaan yang lebih besar," tuturnya.
Presiden meminta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi serta jajaran Kementerian untuk mengambil tindakan cepat untuk melindungi WNI yang ada di wilayah konflik.
"Akar konflik tersebut yaitu pendudukan wilayah Palestina oleh Israel harus segera diselesaikan sesuai dengan parameter yang sudah disepakati PBB," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan Tribunnews, Imbas serangan balasan Israel atas Hamas, rumah sakit Indonesia di jalur Gaza turut menjadi sasaran roket.
Beruntung kerusakan yang dialami tidak terlalu serius sehingga pelayanan masih bisa berjalan seperti biasa.
Namun salah seorang staf lokal warga Palestina bernama Abu Romzi tewas akibat serangan tersebut.
"Korban tewas itu namanya Abu Romzi, itu salah satu staf lokal kita yang sudah bekerja sama kita itu sejak tahun 2011 sampai hari ini jadi korban beliau itu," kata Ketua Presidium MER-C, Sarbini Abdul Murad, Minggu (8/10/2023).
Informasi mengenai rumah sakit Indonesia yang terkena imbas serangan tentara Israel pertama kali dikabarkan oleh kantor berita Palestina WAFA.
"Setidaknya satu rudal Israel menghantam Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, menewaskan seorang pekerja dan melukai beberapa orang lainnya, serta menyebabkan kerusakan pada peralatan rumah sakit yang vital," tulis WAFA dalam keterangannya.
Rudal Israel tersebut menurut Sarbini sempat membuat pelayanan rumah sakit terganggu sejenak. Akan tetapi setelah itu berjalan normal lagi.
"Waktu pelayanannya keganggu sedikit saja, itu bisa diatasi ya sama teman-teman manajemen-manajemen rumah sakit," katanya.
KBRI Amman melaporkan, sebanyak 13 WNI yang berada di wilayah Gaza tidak ada yang menjadi korban.
"KBRI Amman telah melakukan koordinasi dengan simpul-simpul masyarakat di Gaza dan dipastikan sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban," tulis keterangan yang diterima kemarin.
KBRI Amman telah mengeluarkan imbauan agar WNI yang berada di wilayah tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari tempat tempat konflik.(Tribunnews/Taufik Ismail)