Pipa Gas Alam Terancam Sabotase, Anggota NATO: Ancaman dari Rusia Terhadap Infrastruktur Penting
TRIBUNNEWS.COM - Ancaman dari Rusia terhadap infrastruktur penting Finlandia dilaporkan telah meningkat sejak negara itu bergabung dengan NATO.
Pernyataan itu dikeluarkan badan intelijen Finlandia, Kamis (12/10/2023) saat pemerintah Helsinki menyelidiki potensi sabotase terhadap pipa gas alamnya.
Baca juga: Cuma 12 Orang, Pasukan Siluman Ukraina yang Jalan Kaki Acak-acak Satu Peleton Tentara Rusia
“Ancaman spionase dan mempengaruhi operasi (Rusia) terhadap infrastruktur penting telah meningkat,” kata Antti Pelttari, direktur Badan Intelijen Keamanan Finlandia (Supo), kepada wartawan pada konferensi pers.
Supo mengumumkan, hubungan dengan Moskow memburuk secara signifikan setelah Finlandia bergabung dengan NATO pada bulan April.
"Dan Rusia “siap mengambil tindakan terhadap Finlandia,” kata Supo dalam tinjauan keamanan tahunannya.
Baca juga: Brigade Top Ukraina Dilanda Huru-hara, Pasukan Ogah Laksanakan Perintah di Perang Lawan Rusia
Kebocoran Balticconnector Ulah Rusia?
Negara Nordik tersebut saat ini sedang menyelidiki kebocoran yang menyebabkan penutupan pipa gas alam Balticconnector dari Estonia ke Finlandia pada Minggu pekan lalu.
Para pejabat terkait mengatakan. kebocoran itu kemungkinan besar disebabkan oleh tindakan “eksternal”.
Ketika ditanya mengenai potensi keterlibatan Rusia, Pelttari menolak berspekulasi namun mengatakan "keterlibatan aktor negara tidak bisa dikesampingkan."
Pemerintah Finlandia telah memperingatkan agar tidak menarik kesimpulan sebelum semua informasi mengenai insiden tersebut dikumpulkan.
Berita mengenai kebocoran pipa tersebut telah menimbulkan pertanyaan, karena hal ini terjadi setahun setelah ledakan terjadi di pipa Nord Stream 1 dan 2, yang mengalirkan gas alam dari Rusia ke Eropa Barat.
Meskipun Balticconnector ditutup, operator gas alam Finlandia, Gasgrid mengatakan sistem gas Finlandia stabil, dengan pasokan gas terjamin melalui impor gas alam cair.
Gasgrid mengatakan pada Rabu bahwa dibutuhkan setidaknya lima bulan untuk memperbaiki pipa tersebut.
Badan intelijen Finlandia mengatakan operasi untuk melumpuhkan infrastruktur negara itu “tidak mungkin dilakukan dalam waktu dekat”.