Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hiroshi Nakamizo, seorang warga Miyazaki Jepang mengisahkan insiden kecelakaan perahu yang dialaminya di dekat Pulau Komodo Kepulauan Nusa Tenggara, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu lalu.
Kecelakaan itu dialami Hiroshi Nakamizo pada Senin 4 September 2023 pagi.
Baca juga: Kemenhub Tingkatkan Kompetensi Para Pejabat Pemeriksa Kecelakaan Kapal
Akibat kecelakaan itu, Hiroshi Nakamizo menderita robek pada rahang dan bagian kanan pelipis matanya serta dada kanannya.
"Kecelakaan Senin 4 September 2023 pagi saat menuju Pulau Komodo. Kapal terbalik dan mesin kapal menghantam saya sehingga robek tubuh saya di beberapa bagian," papar Hiroshi Nakamizo (68) khusus kepada Tribunnews.com, Sabtu (14/10/2023).
Nakamizo bersama istri serta instruktur penyelam dari Jepang saat itu berada dalam satu kapal bersama dua orang Indonesia, nakhoda dan stafnya.
"Kapal itu ketika ingin melalui lokasi yang berada di antara dua pulau ternyata ada pusaran air yang cukup besar. Seharusnya kapal bisa menghindar karena berbahaya. Namun kapal sekoci KM Panunee itu tetap melewati lokasi tersebut."
"Akibatnya kapal terbalik tercebur ke laut dan kapal berputar, bagian baling-baling mesinnya menghantam saya serta merobek beberapa bagian tubuh seperti rahang kanan, pelipis mata kanan dan dada kanan saya," cerita Nakamizo.
Baca juga: Kepala BP2MI Ajak Pekerja Migran di Jepang Berikan Kesan Baik Tentang Indonesia
Kemudian Nakamizo dibawa ke Pelabuhan Labuhan dan bertemu polisi serta petugas kementerian transportasi.
Dia lalu dibawa ke Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo sekitar jam 11.00 Wita.
"Saya pikir saya akan ditanya-tanya pihak kepolisian dan polisi menghentikan operasi kapal dan perusahaan tersebut seperti yang dilakukan di Jepang. Namun tidak ada polisi yang datang, apalagi tanya-tanya kepada saya. Aneh juga," jelasnya.
Insiden kecelakaan itu membuat perjalanan wisata Nakamizo di Indonesia banyak yang dibatalkan, termasuk hotel yang sudah dibookingnya di Bali.
"Untung Hoshinoya (hotel) mau mengerti sehingga tidak dikenakan biaya pembatalan. Demikian pula staf rumah sakit sangat baik terhadap saya dan istri," ujarnya.
Nakamizo merasa heran karena tidak ada petugas Indonesia yang menanyakannya secara langsung terkait kecelakaan yang dialaminya.