Ketiga dalam Sepekan, Pangkalan Militer AS di Irak Dihantam Serangan, Kali Ini di Wilayah Kurdistan
TRIBUNNEWS.COM - Kelompok perlawanan Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Wilayah Kurdistan Irak (IKR) yang dilakukan pada dini hari, Sabtu (21/10/2023).
Dilansir Al-Mayadeen, pernyataan yang dikeluarkan oleh Perlawanan Islam Irak mengatakan kalau kelompok tersebut menargetkan Pangkalan Udara Al-Harir, 45 km sebelah utara bandara Erbil, dengan “dua drone dan langsung mengenai sasaran mereka.”
Ini adalah serangan ketiga terhadap pasukan AS di Irak pada minggu ini seiring berbagai kelompok perlawanan Irak yang mengancam AS jika bergabung dalam perang Gaza-Israel.
Baca juga: Dua Ketakutan Terbesar AS Saat Israel Ngotot Lancarkan Serangan Darat Besar-besaran Masuk Gaza
Selain Perlawanan Islam Irak, poros milisi bersenjata lain di Irak seperti Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) atau sering dikenal sebagai Unit Mobilisasi Populer (PMU) serta Kataib Hezbollah, memang menggaungkan perang terhadap pasukan AS di wilayah Irak seiring aksi bombardemen Israel di Gaza, Palestina.
“(Kami) tidak akan berpangku tangan dengan genosida yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina di Gaza,” kata pejabat perlawanan Irak.
Faleh al-Fayadh, kepala Irak, mengatakan faksi-faksi tersebut akan melaksanakan semua tugas terhadap Palestina, baik dalam hal bantuan, atau di tingkat militer.
Awal pekan ini, pasukan perlawanan Irak melancarkan beberapa serangan pesawat tak berawak di Pangkalan Ain al-Assad, melukai banyak orang dan menyebabkan setidaknya satu kematian dari pihak kontraktor AS akibat serangan jantung.
Juru bicara Kataib Hezbollah Jaafar al-Hosseini mengatakan kalau operasi mereka akan berlanjut dengan kecepatan yang lebih tinggi.
Pernyataan itu dilontarkan setelah milisi itu mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap pasukan AS pada Rabu.
Baca juga: Pangkalan Militer AS di Suriah Dihajar Serangan Udara, Kataib Hizbullah Klaim Gabung Perang Israel
“(AS) mengetahui dengan baik potensi perlawanan Irak, yang telah berlipat ganda selama beberapa waktu, dan saat ini kita berada pada tahap yang mampu menyerang semua pangkalan Amerika di Irak,” kata Hosseini.
Pasukan perlawanan di Irak diketahui telah vokal dan aktif dalam mendukung Palestina sejak dimulainya Operasi Banjir Al-Aqsa.
Mereka melancarkan ancaman terhadap AS dan Israel atas agresi mereka terhadap rakyat Palestina.
“Sejak awal, kami telah melakukan kontak langsung dan tidak langsung dengan perlawanan Palestina,” kata pemimpin Kataib Hizbullah Abu Alaa al-Walai dalam sebuah pernyataan.
“Seluruh poros perlawanan akan melakukan intervensi, dan seluruh kawasan (timur tengah) akan terbakar, dan kami menunggu. Ini adalah pesan-pesan yang tersebar ke berbagai arah, jadi biarkan orang lain membacanya sesuka dia,” ancamnya.
Pejabat PMU juga telah menyuarakan dukungan mereka, dengan mengatakan, “Operasi Banjir Al-Aqsa adalah respon tegas dan suara menolak semua serangan pendudukan Zionis terhadap Masjid Al-Aqsa dan rakyat kami di Yerusalem yang diduduki Israel”
Poros Perlawanan minggu ini mulai menunjukkan dukungan di wilayah masing-masing, dengan Hizbullah menghancurkan titik-titik strategis tentara Israel di perbatasan selatan Lebanon, Ansarallah Yaman meluncurkan rudal ke arah Israel, dan faksi-faksi di Suriah melancarkan serangan terhadap basis pendudukan AS.
Baca juga: Milisi Poros Bersenjata Targetkan AS dan Israel di Semua Front: Dari Yaman, Irak, Hingga Lebanon
(oln/almydn/TC/*)