TRIBUNNEWS.COM - Presiden Kenya William Ruto mengumumkan penghapusan persyaratan visa bagi semua warga Afrika pada akhir tahun ini.
Berbicara pada konferensi internasional, Ruto menekankan perlunya menghilangkan pembatasan visa di antara negara-negara Afrika.
Ruto pun menyatakan bahwa pembatasan tersebut kontraproduktif.
"Pada akhir tahun ini, tidak ada warga Afrika yang perlu memiliki visa untuk datang ke Kenya," kata Ruto pada konferensi perubahan iklim di Kongo-Brazzaville, dilansir The Guardian.
Visa untuk mengunjungi Kenya akan dihapuskan bagi warga negara Afrika lainnya mulai tahun depan.
Kebijakan ini juga merupakan bagian dari gerakan menuju pembukaan perdagangan dan perjalanan di benua tersebut.
Dikutip dari Africa News, Uni Afrika (AU) telah lama berupaya memfasilitasi perjalanan bebas visa di benua tersebut.
Baca juga: Pemerintah Evaluasi Pemberian Bebas Visa Kunjungan Bagi 159 Negara
Meskipun sudah ada perjanjian regional dan perjanjian bilateral, kemajuan menuju perjalanan yang tidak dibatasi masih berjalan lambat.
Persyaratan visa yang mahal dan memakan waktu, serta tarif penerbangan yang tinggi, telah lama menciptakan hambatan perjalanan antar-Afrika bagi pemegang paspor Afrika.
Sekira 32 dari 54 negara Afrika masih mewajibkan warga negara dari setengah atau lebih negara di benua tersebut untuk mendapatkan visa.
Kenya akan menjadi negara Afrika keempat yang melakukan perubahan dan menawarkan perjalanan tak terbatas bagi warga Afrika, setelah Gambia, Benin, dan Seychelles.
Seychelles merupakan negara kepulauan di Afrika timur yang sangat bergantung pada pariwisata, adalah negara pertama yang melakukan hal serupa pada tahun 2016.
Baca juga: Pemerintah Setop Bebas Visa Kunjungan 159 Negara, Dirjen Imigrasi Soroti 3 Hal Ini
Negara-negara Afrika lambat dalam melakukan perubahan karena kekhawatiran seputar kejahatan dan keamanan.
Namun, sebagian besar negara telah menyederhanakan prosedur masuk, menurut laporan keterbukaan visa Afrika tahun 2022 .
Jumlah negara yang menawarkan e-visa juga meningkat lebih dari dua kali lipat sejak tahun 2016.
Pengumuman Kenya mendapat reaksi positif dari masyarakat Afrika secara online, dan berharap negara lain akan mengikuti jejaknya.
"Ini adalah langkah yang harus didukung oleh semua presiden di benua ini," kata salah satu pengguna media sosial.
"Pergerakan bebas di benua ini harus menjadi prioritas."
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)