TRIBUNNEWS.COM - Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina di Gaza terkena serangan Israel.
Pada Senin (30/10/2023) pagi, Kementerian Kesehatan Turkiye mengumumkan bahwa Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina untuk pasien kanker di Gaza telah rusak parah akibat serangan udara Israel, dilansir Anadolu Agency Turkey.
"Kepanikan menimpa pasien kanker dan staf medis akibat pemboman besar-besaran Israel terhadap satu-satunya Rumah Sakit Persahabatan Turki untuk pasien kanker di Jalur Gaza," kata Direktur Jenderal Rumah Sakit, Dr Subhi Skaik di Facebook.
"Kerusakan parah akibat pendudukan Israel telah berulang kali menyasar rumah sakit dan lingkungan sekitar," imbuhnya.
Kementerian Luar Negeri Turkiye pun mengecam dengan keras serangan terhadap fasilitas medis tersebut, lapor Al Jazeera.
Baca juga: Identitas 18 Korban Miras Oplosan di Subang, 14 Orang Tewas dan 4 Korban Masih Kritis di Rumah Sakit
Turkiye menyatakan, sebelumnya pihaknya telah memberitahukan koordinat rumah sakit tersebut kepada pihak berwenang Israel.
Pemerintah Turki mendanai pembangunan rumah sakit tersebut pada tahun 2011-2017.
Ini merupakan rumah sakit terbesar di Palestina dengan luas 34.800 meter persegi yang terdiri dari enam lantai dan berkapasitas 180 tempat tidur.
Serangan terhadap RS di Palestina
Pada Minggu (29/10/2023), Organisasi Bulan Sabit Merah Palestina (PCRS) menerima ancaman serius dari pasukan Israel untuk segera mengevakuasi RS Al-Quds
Bulan Sabit Merah mengatakan militer Israel berulang kali melakukan pengeboman di sekitar rumah sakit yang terletak di di daerah Tal al-Hawa, Kota Gaza.
Melalui platform X, RS AL-Quds mengatakan ada bom yang dijatuhkan 50 meter dari rumah sakit sejak pagi.
"Tentara Israel sengaja terus meluncurkan roket langsung di dekat Rumah Sakit al-Quds dengan tujuan memaksa staf medis, pengungsi, dan pasien untuk mengevakuasi rumah sakit," kata organisasi medis itu dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Arabiya.
Baca juga: Palestina: Israel serang Gaza, rumah sakit diperintahkan evakuasi pasien dan pengungsi
Meskipun berjarak 50 meter dari rumah sakit, bom tersebut telah menyebabkan kerusakan dan membahayakan warga sipil.