News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Tangkap Ahed Tamimi, Aktivis Palestina yang Protes di Tepi Barat

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(FILES) Aktivis Palestina Ahed Tamimi menunggu untuk berbicara pada rapat umum yang menyerukan keadilan bagi warga Palestina di tengah meningkatnya ancaman perang lebih lanjut di Timur Tengah, di pusat kota London pada 11 Mei 2019. -- Israel menangkap Ahed Tamimi di Tepi Barat.

TRIBUNNEWS.COM - Israel menangkap aktivis Palestina, Ahed Tamimi (23), yang diduga menyebarkan hasutan di Tepi Barat pada Minggu (5/11/2023).

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan Ahed Tamimi dipindahkan ke pasukan keamanan Israel untuk interogasi lebih lanjut.

Selain Ahed Tamimi, Klub Tahanan Palestina mengatakan sekitar 50 warga Palestina ditangkap oleh pasukan Israel di Tepi Barat dalam penggerebekan itu.

“Ahed, 23, ditangkap dalam penggerebekan di rumah kami,” kata Nariman Tamimi, ibu Ahed Tamimi, kepada Anadolu Agency, Senin (6/11/2023).

Dia mengatakan pasukan Israel menggeledah rumah tersebut dan menyita telepon seluler keluarga tersebut.

Belum ada alasan yang diberikan atas penahanan gadis Palestina tersebut.

Baca juga: Nasib Menteri Israel Amichai Eliyahu Beberapa Jam Setelah Usul Gaza Dibom Nuklir

"Pesan kami kepada kawanan pemukim (Israel) adalah kami menunggu Anda di semua kota di Tepi Barat, dari Hebron hingga Jenin," kata Ahed Tamimi dalam sebuah postingan Instagram yang ditulis dalam bahasa Ibrani dan Arab, sebelum penangkapannya.

Ia menulis kalimat hasutan kekerasan terhadap pemukim Israel dan kegiatan terlarang yang mengancam Israel di kota Nabi Salih.

Ahed Tamimi

Seorang peserta berjalan melewati mural yang menggambarkan aktivis Palestina Ahed Tamimi yang menggambar di sepanjang tembok pemisah kontroversial Israel, yang memisahkan Tepi Barat dari Yerusalem, di kota Betlehem di Tepi Barat yang diduduki selama Maraton Internasional Palestina ke-7 pada 22 Maret 2019. (Musa Al SHAER / AFP)

Baca juga: Tentara Israel Mundur dari Gaza Utara, Brigade Al-Qassam Hancurkan 24 Kendaraan Militer Musuh

Ahed Tamimi menjadi terkenal pada tahun 2012 karena menghadapi dan melawan seorang tentara Israel untuk membela saudara laki-lakinya yang tangannya digips.

Dia sebelumnya ditangkap pada tahun 2017 setelah videonya menampar dan memukul dua tentara Israel di luar rumahnya di desa Nabi Saleh, menjadi viral.

Ahed Tamimi telah menjadi ikon perjuangan Palestina dan potret besar dirinya dilukis di tembok pemisah Israel dengan Tepi Barat di Betlehem dekat Yerusalem.

Pasukan keamanan Israel telah melakukan penangkapan besar-besaran terhadap warga Palestina yang dicurigai memiliki hubungan dengan kelompok militan Hamas atau menghasut kekerasan, dikutip dari Haaretz.

Lebih dari 150 warga Palestina meninggal dunia di Tepi Barat sejak meningkatnya ketegangan terbaru antara Hamas dan Israel pada Sabtu (7/10/2023).

Kekerasan Israel di Tepi Barat

Asap hitam memenuhi udara di desa Dayr Sharaf, Palestina, di Tepi Barat yang terletak sekitar tujuh kilometer (empat mil) dari pemukiman Yahudi Einav setelah kematian seorang pria Israel, yang menyebabkan puluhan pemukim Yahudi menyerbu desa tersebut pada tanggal 2 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas di Jalur Gaza. (JAAFAR ASHTIYEH / AFP)

Baca juga: Sejarah Panjang Konflik Israel-Palestina, Genosida yang Bermula dari Pencurian Tanah

Sejak eskalasi terbaru antara Hamas Palestina dan Israel di Gaza yang dimulai pada Sabtu (7/10/2023), kekerasan menyebar ke berbagai wilayah termasuk Yerusalem dan Tepi Barat.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pada Senin (6/11/2023), satu warga Palestina tewas dan tiga lainnya terluka akibat tembakan IDF di desa Halhul, Tepi Barat, sebelah utara Hebron.

Ketika dunia berfokus pada genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza, serangan pemukim Israel di Tepi Barat semakin meningkat.

Sekitar 15 komunitas dengan jumlah 828 orang di Area C Tepi Barat, terpaksa mengungsi sejak pecahnya bentrok terbaru pada 7 Oktober 2023, seperti diberitakan Relief web, layanan United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA).

Pemukim Israel Bersenjata Menyerang Tepi Barat

Pasukan keamanan Israel dikerahkan di sebuah gedung ketika pemuda Palestina berdiri di dekat tangga menyusul serangan yang dilaporkan di kota Huwara di Tepi Barat yang diduduki, pada 19 Agustus 2023. -- Pemukim Israel meningkatkan serangan di Tepi Barat. (AHMAD GHARABLI/AFP)

Pemukim Israel bersenjata menggunakan teror terhadap warga Palestina di Tepi Barat dengan memasuki desa mereka, menghancurkan properti, melakukan serangan fisik dan mengancam.

IDF memberikan senjata kepada sejumlah pemukim lokal yang tinggal dekat perbatasan di Tepi Barat.

“Para pemukim (Israel) seusia saya sekarang tampaknya memiliki senjata otomatis,” kata Mohammed Wadi (29), penduduk Palestina di desa Qusra, Tepi Barat, Kamis (2/11/2023), dikutip dari Reuters.

"Sekarang, mereka (pemukim Israel) menembak untuk membunuh," lanjutnya.

Ia mengatakan pemukim Israel yang bersenjata dari pos-pos terdepan dan menghadap ke desanya, menembaki orang-orang di Palestina.

Penembakan itu semakin sering terjadi setelah bentrok terbaru antara Hamas dan Israel pada Sabtu (7/10/2023).

Pada Kamis (12/10/2023), pemukim Israel bersenjata menembak ayah dan saudara laki-laki Mohammed Wadi, ketika mereka berada di iring-iringan pemakaman tiga warga Palestina lainnya yang ditembak pada Rabu (11/10/2023).

Hamas Palestina vs Israel

Pengambilan gambar yang diambil dari rekaman video AFPTV ini menunjukkan warga Palestina memeriksa kehancuran pasca serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza, pada 1 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. (AFP)

Kekerasan di Tepi Barat menyusul eskalasi terbaru antara militan Palestina, Hamas, dan Israel yang memanas setelah Hamas menyerang Israel pada Sabtu (7/10/2023) pagi dengan menerobos perbatasan Jalur Gaza.

Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan terhadap kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di Masjid Al Aqsa.

Hamas menculik kurang lebih 240 orang di Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan 1.538 orang di wilayah Israel.

Israel membalas serangan Hamas dengan membombardir Gaza melalui serangan udara, memutus aliran listrik, air, membatasi pengiriman bantuan dan memperluas serangan hingga ke Tepi Barat.

Sekutu Hamas di Lebanon, Hizbullah, mengambil bagian pada Minggu (8/10/2023) dengan menembaki perbatasan Lebanon-Israel sebagai dukungan untuk Hamas melawan Israel.

Sementara itu, serangan Israel di Gaza menewaskan lebih dari 9.770 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Minggu (5/11/2023), seperti dilaporkan Al Jazeera.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini