TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, menangis di depan kabinet saat ia menceritakan kisah anak-anak yang terkubur di bawah reruntuhan di Gaza.
Dilansir Sky News, Shtayyeh berpidato dalam rapat Otoritas Palestina (PA) pada Senin (6/11/2023).
Ia menceritakan bagaimana anak-anak menuliskan nama mereka sendiri di tubuh mereka agar mayat mereka dapat diidentifikasi.
Sang perdana menteri menangis sambil berkata:
"Ibu dari tiga anak yang terkubur di bawah reruntuhan mengatakan kepada anak-anaknya, 'Biarkan ibu melihatmu, bahkan dalam mimpi'."
Mohammad Shtayyeh tampak mengambil jeda sebentar untuk mengendalikan tangisnya, sebelum melanjutkan pidatonya.
Baca juga: Jokowi Temui Joe Biden Pekan Depan Bersamaan Konflik Palestina Vs Israel, Ini yang Dibahas
"Segala rahmat atas jiwa orang-orang yang mati syahid dan malu lah para penjahat," tambahnya.
Serangan udara dan operasi darat Israel di Gaza terjadi setelah lebih dari 1.400 orang terbunuh dalam serangan awal Hamas 7 Oktober lalu.
Dalam kesempatan yang sama, Shtayyeh juga mengklaim bahwa Menteri Warisan Israel, Amihai Eliyahu, tidak puas dengan 10.000 orang yang mati syahid.
Eliyahu diskors karena mengatakan bahwa menjatuhkan bom nuklir di Gaza menjadi salah satu kemungkinan.
“Dia ingin melihat Hiroshima di Gaza,” tambah PM Palestina.
“Dia ingin melihat genosida terjadi dengan bom nuklir yang dimiliki Israel.”
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan pernyataan Eliyahu itu tidak didasarkan pada kenyataan.
Saat ini, operasi darat di Jalur Gaza sedang berlangsung.