TRIBUNNEWS.COM, TOKYO- Belum lama ini, Korea Utara diberitakan telah lebih dari 10 kali mengirim amunisi ke Rusia untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina.
Selain itu, Korea Utara juga mengirimkan 1 juta peluru artileri ke Moskow. Informasi tersebut bersumber dari Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan.
Para menteri luar negeri negara-negara G7 mengecam pengiriman senjata tersebut, Rabu (8/11/2023).
Baca juga: Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Presiden Putin, Hakim ICC Kini Diburu Rusia
“Para Menteri Luar Negeri G7 mengecam keras peluncuran rudal balistik Korea Utara yang berulang kali serta transfer senjata dari Korea Utara ke Rusia, yang secara langsung melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan,” kata Kementerian Luar Negeri Jepang, dikutip dari kantor berita AFP.
Negara-negara anggota G7 yaitu Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Amerika Serikat, ditambah Uni Eropa bertemu di Tokyo pada 7-8 November membahas isu-isu termasuk perang Rusia-Ukraina dan krisis Israel-Gaza.
Menurut agen mata-mata Korea Selatan awal bulan ini, Korea Utara memberi Rusia lebih dari satu juta peluru artileri untuk perang di Ukraina.
Sebagai imbalannya, Pyongyang meminta saran Moskwa mengenai teknologi satelit.
Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu pada September 2023 di timur jauh Rusia.
Amerika Serikat kemudian mengeklaim Pyongyang mulai menyuplai senjata ke Moskwa.
Pertemuan G7 kali ini juga membahas cara terbaik untuk berinteraksi dengan China yang semakin tegas.
Baca juga: Damprat Rusia, Iran, dan Korut, Zelensky Sebut Israel Bisa Bertindak di Luar Hukum Internasional
“Menegaskan kembali bahwa mereka (para menlu G7) menyadari pentingnya terlibat secara jujur dan mengungkapkan keprihatinan kami secara langsung kepada China, mengakui perlunya bekerja sama dengan China dalam tantangan global serta bidang-bidang yang menjadi kepentingan bersama,” kata Jepang.
Pernyataan AS
Juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih Amerika Serikat (AS) John Kirby pada Jumat (13/10/2023) mengatakan, Korea Utara sudah mengirim lebih dari 1.000 kontainer peralatan militer dan amunisi ke Rusia untuk perang di Ukraina.
Klaim AS diutarakan setelah Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi Rusia dan bertemu Presiden Vladimir Putin.
Pertemuan Kim dan Putin memicu kekhawatiran para sekutu Ukraina bahwa kemungkinan ada kesepakatan senjata.
Baca juga: Perangi Ukraina, Rusia Rekrut Makin Banyak Perempuan
Kirby juga mengemukakan, sebagai imbalan atas dukungan ke Rusia, Korea Utara meminta bantuan militer dari Moskwa termasuk pesawat tempur, rudal darat-ke-udara, kendaraan lapis baja, peralatan produksi rudal balistik, atau material lain dan teknologi canggih lainnya.
Menurut informasi Gedung Putih, antara tanggal 1 September sampai 1 Oktober 2023 muatan kontainer dikirim melalui laut dari Najin di Korea Utara ke Dunay di Rusia.
Muatan-muatan itu kemudian dikirim dengan kereta api ke depot amunisi dekat Tikhoretsk di barat daya Rusia, sekitar 290 kilometer dari perbatasan Ukraina. (AFP/Kompas.com/Tribunnews)